Semakin dalam mengikuti pertemuan di KBMN G 28, materi yang semakin menarik disajikan, malam ini sebuah ilmu yang baru bagi penulis diberikan.Â
Narasumber adalah seorang penulis terbaik pantun se Asia Tenggara , Miftahul Hadi, S.Pd. Kelas juga hidup dan aktif  dengan sedikit olahan dari Dail Ma'ruf, M.Pd yang menjadi pembaca acra sekaligus memotori jalannya kelas pada senin,6/2/2023.
Berikut ini resume yang dapat penulis himpun berdasarkan hasil kelas dan sedikit sumber buku lainnya.
Pantun saat ini sudah mulai femiliar kembali ditelinga kita, Salah satu budaya Indonesia yang harus kembali dilestarikan oleh generasi bangsa agar jangan sampai, satra yang unik dan indah ini hilang ditelan masa.
intip apa itu pantun, bagaimana kaidah penulisannya, fungsi  dan ciri ciri pantun.Â
Lihat tautan ini agar mengenal dasar pantun terlebih dahulu : https://anyflip.com/wiirj/vdws/
Asal usul pantun itu berasal dari  tradisi melayu-Islam yang berkembang di Nusantara, terutama di Malaysia dan Indonesia.Makanya kita tidak heran disaat apabila ke Negeri seberang pantun juga sangat kental dengan tradisi dalam adat dan istiadat.
Pengertian PantunÂ
Pantun adalah puisi lama yang terdiri dari empat baris atau rangkap,dua baris pertama disebut dengan pembayang atau sampiran , dan dua baris kedua disebut dengan maksud atau isi (Yunos, 1966:Bakar 2020)
Sedangkan menurut Mu'jizah, 2019 pantun itu berasal dari kata yang ber akar "TUN" ynag bermakna "baris" atau deret. Asal kata pantun dalam masyarakat Melayu -Minangkabau diartikan sebagai "panutan", oleh masyarakt Riau disebut dengan "Tunjuk Ajar" yang sangat berkaitan dengan karakter  dan etika.
Secara umum pantun adalah bentuk puisi tradisional yang terdiri dari dua bait (baris) dengan pola rima yang sama. Bait pertama dan kedua biasanya memiliki makna yang berhubungan, meskipun tidak selalu berhubungan secara literal. Pantun sering mengekspresikan perasaan, pemikiran, atau memberikan nasihat melalui metafora dan perbandingan. Pantun juga memiliki fungsi sosial dan budaya yang penting dalam masyarakat melayu-Minangkabau.
Berikut adalah ciri-ciri pantun
- Satu bait terdiri dari empat baris
- Satu Bait terdiri dari empat sampai lima kata
- Bait pertama dan kedua biasanya memiliki makna yang berhubungan, meskipun tidak selalu berhubungan secara literal.
- Menggunakan bahasa yang sederhana dan bersahaja, sering menggunakan metafora dan perbandingan.
- Bersajak a-b-a-b
- Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang
- Baris ketika dan keempat disebut isi atau maksud
- Memiliki fungsi sosial dan budaya yang penting dalam masyarakat melayu
Kegunaan dan Fungsi PantunÂ
Berikut adalah beberapa fungsi dan kegunaan pantun:
Penyampaian pesan dan nasihat
Pantun sering digunakan untuk menyampaikan pesan dan nasihat melalui metafora dan perbandingan dalam komonikasi sehari hari
Ekspresi perasaan dan pemikiran
Pantun memungkinkan penulis untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran mereka melalui bahasa sederhana dan bersahaja.
Sarana hiburan
 Pantun juga sering digunakan sebagai sarana hiburan, misalnya dalam acara-acara adat, perayaan bahkan dalam rangkaina acara dakwah atau pidato juga sering dijadikan sarana yang dapat menarik pendegar maupun penonton.
Pemeliharaan tradisi dan budaya
 Pantun memainkan peran penting dalam memelihara tradisi dan budaya masyarakat melayu sebagai sarana mempertahankakn budaya.
Pendidikan
 Pantun juga digunakan sebagai alat pendidikan untuk membantu anak-anak memahami nilai-nilai budaya dan moral melalui bahasa yang mudah dipahami. serta melatih kecepatan berfikir dan bermain dengan kata kata.
Karya seni
Pantun juga dapat diterima sebagai karya seni yang indah dan memiliki nilai estetika tinggi yang dapat membuat kemampuan mengolah kata kata menjadi bermakna dan sebagai alat penguat dalam penyampaian pesan dannasihat.
Perbedaan Pantun , Syair dan Gurindam
Berikut adalah beberapa perbedaan antara pantun, syair, dan gurindam:
Struktur: Pantun memiliki struktur yang khas, terdiri dari dua bait (baris) dengan pola rima yang sama, sedangkan syair memiliki struktur yang lebih bebas dan gurindam memiliki struktur yang lebih sederhana.
Bahasa: Pantun menggunakan bahasa yang sederhana dan bersahaja, syair menggunakan bahasa yang lebih kompleks dan formal, dan gurindam menggunakan bahasa yang lebih lirikal.
Tujuan: Pantun sering digunakan untuk menyampaikan pesan dan nasihat, mengekspresikan perasaan dan pemikiran, atau sebagai sarana hiburan, syair sering digunakan untuk mengekspresikan perasaan dan pemikiran, dan gurindam sering digunakan sebagai alat untuk membantu mengingat informasi.
Fungsi sosial: Pantun memiliki fungsi sosial dan budaya yang penting dalam masyarakat melayu-Islam Nusantara, syair memiliki fungsi sosial dan budaya yang penting dalam masyarakat Indonesia, dan gurindam memiliki fungsi sosial dan budaya yang penting dalam masyarakat Melayu.
Tema: Pantun sering memiliki tema yang berkaitan dengan perasaan, pemikiran, atau nasihat, syair sering memiliki tema yang berkaitan dengan perasaan dan pemikiran, dan gurindam sering memiliki tema yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan informasi.
Pemikiran: Pantun sering memiliki pemikiran yang sederhana dan bersahaja, syair sering memiliki pemikiran yang lebih kompleks dan abstrak, dan gurindam sering memiliki pemikiran yang lebih sederhana dan mudah dipahami.
Cara Mudah Menulis Pantun
- Memahami kaidah dan ciri khas pantunÂ
- Menguasai perbendaharaan kataÂ
- Menulis isi pantunÂ
- Menulis sampiran pantun
Memahami ciri dan kaidah Pantun Â
Berikut adalah tantangan dari Narsumber untuk para peserta agar mmebuat pantun dalam bentuk Merdeka BelajarÂ
lulus sekolah jadi mahasiswa
Belajar  tak boleh berhenti
Guru sabar dicintai siswaÂ
Merdeka belajar keinginan hati
Guru menulis sambil mengajar
Siswa duduk dengan taat
Ilmu didapat dengan belajarÂ
Agar peserta dapat  manfaat
Demikian resume yang dapat penulis limpahkan dalam sebuah artikel yang sangat sederhana, kiranya bermanfaat untuk diri sendiri dan semuanya.
terimakasih kepada narasumber Miftahul Hadi, S.Pd Semoga Allah memudahkan urusannya dan memberikan kekuatan dan kesehatan untuk terus berbagi ilmu dengan sesama.
Referensi : Materi KBMN G 28 pertemuan 13.
Senin, 06-02-2023.
Salam Suhaimi, Peserta KBMN 28.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H