" Pada abad ke 7 hijriyah Ibn Katsir dalam kitab Tarikh mengatakan bahwa Raja Muzhaffar  mengdakan maulid pada bulan rabiul awal  dengan acara yang begitu besar  dan penuh dengan hidangan yang disediakan untuk para tamu undangan. Peringatan tersebut mengundang seluruh rakyat dan seluruh para ulama dari berbagai disiplin ilmu, dari mulai ulama fiqih, hadist, tasauf dan lainnya. Ribuan kambing dan unta disediakan sebagai jamuan untuk para tamu dan ulama yang hadir dalam peringatn maulid Nabi Muhammad SAW tersebut,"
dilanjutkannya " ketika itu semua ulama menyetujui dan membenarkan apa yang dilakukan oleh raja dan mengapresiasikan dan mengganggap baik perayaan maulid yang digelar untuk pertamakalinya pada ketika itu, Semenjak saat itu hingga kini perayaan tersebut terus dilakukan dikarenakan banyaknya manfaat yang  terdapatkan pada maulid Nabi Muhammad SAW, waluapun demikian perayaan maulid pada rabiulawal oleh para ulama menyatakan kapanpun waktu untuk merayakan rahmat tuhan itu tidak terbatas bagi hambanya terkhusus oleh ulama Aceh dan para pemuka adat untuk yang namanya maulid dimulai dari 12 rabiul awal hingga 10 jumadil akhir digenapkan 100 hari."
dari awal mula kenduri tersebut dilaksanakan oleh raja hingga kini tradisi itu tradiisi itu terun temurun dengan sperfektif yang berbeda, kalau dulu raja sekarang ini tidak lagi satu orang semata melainkan sama sama saling membantu dan meberikan sembangsih sesuai dengan kadar kemampuan masing masing untuk mengundang para ulama dan masyarakat tetangga untuk hadir bersilaturahmi dan mendengarkan bacaan shalawat, tausiyah dan lain lain." tutur  Ayah Lamlagang.
Selanjutnya dari bincang bincang dengan Pinpinan Dayah Nidhammul Fata Tgk H.Zumirta juga memberikan tanggapan mengenai perihal dalil merayakan Maulid Nabi Muhammad SAWÂ
" mengenai perayaan yang sedang kita laksanakan ini tidak dilandasi dengan perbuatan sia sia atau hura hura melaikan adanya dalil dari perintah mengingat dan memperingati maulid  yaitu Â
1. Sesuai dengan hadist Rasulullah " Barang siapa yang merintis sebuah perkara baik maka ia mendapatkan pahala dari perbuatan yang dia lakukan, dan ia juga mendapatkan pahala dari dari orang yang mengikutinya setelahnya, tampa berkurang pahala mereka sedikitpun" berdasarkan hadist tersebut kita melanjutkan perbuatan baik dari tradisi yang ulama lakukan karena banyaknya kebaikan yang terlaksanakan pada maulid  ini.
2. Rasa syukur atas rahmat yan paling luar biasa dimuka bumi  ini yaitu dengan hadirnya Rasulullah SAW dimuka bumi ini , tidak ada nikmat yang lebih agung dari  segala sesuatu yang Rasulullah sampaikan kepada kita umatnya hingga kita menjadi makhluk yang paling mendapat kasih sayang Allah, maulid ini adalah rasa syukur kami santri, jamaah pengajian dan teman teman yang ikut menyumbang.
Masih banyak lagi landasan landasan peringatan maulid yang telah dijelasakan oleh para ulama yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu karena sudah mulai kedatangan para tamu." lanjut Abah lamlagang.
Semoga Allah panjangkan umur penulis dan berikan kesehatan agar bisa hadir kembali  tahun depan ditempat yang mulia ini dalam rangka kegiatan yang sama pada tahun berikutnya.
Penulis Suhaimi (Pengajar di Dayah Nidhammul Fata periode 2008 s.d 2018 )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H