Mohon tunggu...
Suhaimah
Suhaimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Jurusan ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Generasi Strawberry Indah dalam Imajinasi Rapuh dalam Kenyataan

30 Januari 2025   22:00 Diperbarui: 30 Januari 2025   22:00 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Pemaparan Kedua Oleh Ibu "Safitri Herra, S.Pd.")

Ada 4 bab yang dibawa kan oleh beliau materi di seminar tentang "Mental Health Strawberry Generation" berupa:

1. Penyebab dari generasi Strawberry

  •  (Ketertarikan pada asuhan orang tua ) Beberapa generasi muda yang lebih terikat pada orang tua atau keluarga yang terlalu melindungi, yang berujung pada ketidakmampuan untuk mandiri atau menghadapi tantangan sendiri.
  • (Lingkungan yang Lebih Protektif) Banyak Gen Z tumbuh dalam lingkungan yang lebih melindungi, sehingga saat menghadapi kesulitan, mereka lebih merasa terhantam dibanding generasi sebelumnya yang mungkin lebih terbiasa dengan tantangan berat.
  • (Adanya Teknologi dan media sosial) Pengaruh media sosial yang memperlihatkan kehidupan yang ideal bisa menimbulkan kecemasan atau perasaan tidak cukup, menyebabkan mereka lebih mudah merasa tertekan.
  • (Merasa dirinya paling menderita) ini hanya berkecenderung dengan fikirannya saja.

2.  Ciri- ciri yang ada pada generasi Strawberry

  • (Sensitif /Mudah Tersinggung) Merasa tidak di hargai jika mendapatkan perilaku yang tidak sesuai dengan ekspetasi .
  • (Lebih memilih kenyamanan dari pada tantangan) Cenderung dengan mencari jalan pintas atau cara yang lebih mudah dalam menyelesaikan sesuatu, dan menghindari usaha yang besar.
  • (Rapuh dalam tekanan) sulit menghadapi dan mudah merasa stress ataupun kewalahan saat mengahadapi tekanan di kehidupannya.
  • (Terlalu berkegantungan dengan orang lain) Ketika mengahadapi tanggung jawab besar, mereka memilih menghindar ataupun lebih mudah menyerah.
  • (Bergantung pada validasi) terlalu peduli dalam pendapat orang lain terutama di media sosial, dan sering mencari perhatian/ banyak pujian agar semakin percaya diri.

3. Dampak dari generasi Strawberry

  • Manja
  • Ingin terus di mengerti oleh orang lain
  • Mudah Stres & cemas
  • Kurang Tangguh dalam menghadapi kegagalan
  • Tidak suka pada aturan yang ketat
  • Tidak bisa mengambil keputusannya sendiri
  • Cepat bosan
  • Sering menunda- nunda tanggung jawabnya (Tugas)

4. Penanggulan dalam mengatasi generasi Strawberry

  • Pengembangkan ketahanan mental
  • Membentuk karakter yang Tangguh melalui Pendidikan
  • Mengurangi ketergantungan pada media sosial
  • Memberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin, agar melatih rasa tanggung jawabnya.
  • Dukungan dari keluarga & Lingkungan di sekitarnya.

Itulah mengapa Generasi Z di cap sebagai Generasi Strawberry. Meskipun istilah Generasi Strawberry sering dikaitkan dengan pandangan negatif, tidak adil untuk menyamaratakan seluruh individu dalam Generasi Z berdasarkan stereotip tersebut. Kenyataannya, Generasi Z memiliki banyak kelebihan yang perlu dihargai. Generasi ini memiliki tingkat kesadaran sosial yang sangat tinggi, dengan perhatian khusus pada isu-isu penting seperti keadilan sosial, perubahan iklim, dan kesetaraan gender. Mereka juga lebih cenderung untuk terlibat dalam gerakan sosial dan mendukung perubahan positif di masyarakat. Selain itu, Generasi Z menunjukkan kemampuan luar biasa dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang pesat. Mereka sangat terampil dalam mengoperasikan perangkat digital dan memanfaatkan berbagai platform teknologi untuk mendukung kehidupan pribadi dan profesional mereka. Hal ini menjadikan mereka sangat fleksibel dalam menghadapi perubahan lingkungan sosial dan dunia kerja.

Dari point- point yang telah disebutkan tentang Generasi Strawberry, Meskipun ciri-ciri Generasi Strawberry bisa dikenali, sebaiknya hindari memberi label pada diri sendiri karena hal itu dapat memperburuk pikiran negatif. Sebagai gantinya, luangkan waktu untuk merenung , serta berbicara dengan teman atau orang yang dipercaya. Ini akan membantu mengurangi perasaan kesepian dan membuat kita merasa didukung dalam menghadapi beban pikiran negatif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun