.
Ā Ā Ā Sejak kapan tahu, pria itu makin tambah menyebalkan. Suara bicaranya yang keras, tak mau mengalah, level kepuasaan diri yang sangat jauh di tingkatan rendah pada umumnya, semboyannya selalu, "Sederhana, sederhana, bersahaja!"
Ā Ā Kenapa enggak bilang saja terus terang tak mampu. Susah amat akui kelemahan dan aib diri sendiri. Bosan aku gini gini terus tinggal bersama lelaki itu. Teman-temanku sudah banyak yang punya tanah, tabungan berlimpah, eh ini hari-hari hanya makan dengan yang kuah, kuah, dan kuah terus. Kenapa sih kamu semiskin itu Paksu?
Ā Ā Tak mudah, seperti yang telah diucapkannya ke Sukhpbkds. Kalau karakter iblis Ibunya sudah keluar, bisa-bisa Ayahnya tak lama akan menjadi kurus kerempeng kerontang, terlalu banyak makan hati dengan wanita yang selalu, selalu, selalu ingin dimengerti, diperhatikan, dimanja, dinomorsatukan dan di di di lainnya. Sedangkan sebaliknya, BORO BORO!
Ā Ā Berlagak seakan paling cantik, padahal mah aduh, cantik dari kampung jin mungkin lebih sopan, atau binatang.Ā
Ā Ā Ehdf keterlaluan kamu menjelek-jelekkan yang memang sudah jelek dari sananya. Nanti bikin status yang puanjangnya tak terhingga---yang intinya hanyalah pembelaan akan kekeliruannya sendiri, rongsok nian.
Ā Ā "Bu, belum makan juga? Kan itu sudah Ayah beliin lauk. Nanti sakit gimana?" Muka cemberut aroma comberan tertampilkan begitu saja, tak ada Jawa-ban. Uu! Jelas makin makin nambah muak Aban!Ā
Ā Ā Dih lah, sudah lah tak cantik, pemalas, tak qona'ah, dan sedunia tak tak lainnya---masih saja dia mengkhayal seolah paling cantik, paling berharga, paling harus dimintai maaf, heh---lalat di selokan nampaknya masih lebih baik untuk dirawat, dididik hingga berguna di kemudian hari.
Ā Ā Cls, 170124, 15.14, hal
ub
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H