Mohon tunggu...
halubĀ©
halubĀ© Mohon Tunggu... Mahasiswa - Puisi, Cermin, Cerpen, dan Refleksi.

Pencarian dan keyakinan, berteman dekat, sampai kapan pun, selalu ada hal-hal yang membanggakan bagi setiap yang yakin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sedang Apa Sebenarnya?

28 Agustus 2023   17:20 Diperbarui: 28 Agustus 2023   17:24 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ā  Ā .

Ā  Ā  what are you doing?

Ā  Ā  .

Ā  Ā  Ā  Marah merah ketika orang mencaci maki, merendahkan diri ini. Nangis, galau, kehilangan ketika dunia runtuh seolah tak akan bangun lagi. Ini tepat atau keliru? Benarkah diri sudah membela kebenaran sejati? Atau yang salah seolah-olah dipaksa katakan benar?

Ā  Ā Apa dan sudah berapa lama pengembaraan dan pembelajaran diri di dunia ini? Orang lain kecil, hina, rendahan. Sedang diri ini tinggi tiada tara. Khayalan dari mana?

Ā  Ā Apanya yang tinggi? Khayalannya? Atau dosanya? Ngeri, betapa mudah diri mengaku paling dari yang lain. Baca buku banyak, bermajlis jangan ditanya, berdiskusi bukan lagi hal asing.

Ā  Ā Tapi bungkam dan tak sabar dengan misi penyeruan sejati. Lalu dengan mudah menganggap rendah orang lain. Siapa sebenarnya yang benar-benar keliru dan tersesat?

Ā  Ā Meruncing ke orang lain, pintar cerdas tak ada kelas yang mampu menampung itu. Dengan diri sendiri? Biarkan saja bertahan-tajam lidah dan kata ke orang lain. Yang penting tetap begitu, merasa suci sendiri, padahal mengajak hanya sekedar satu dua hari, paling mentok sebulan itu pun kalau benar begitu, realitanya?

Ā  Ā Tamparan kesadaran datang dari dekat, tak jauh. Tapi acuh lebih dimuliakan. Sejatinya belum mampu, alih-alih menghibur diri, serang menyerang, hafal dari sudut ke sudut lain tentang kejelekan orang lain.

Ā  Ā Memangnya, dengan jujur dan otak tersehat di seluruh dunia. Sedang apa sih sebenarnya? Memperjelas diri kalau diri ini tak karuan? Heh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun