.
Pemahaman utuhnya, yang banyak tersebar dan terlalu sulit diruntuhkan adalah makna kemuliaan itu dekat dengan *kekayaan*, bergelimang harta, tolok ukurnya uang dan semisalnya.
Bahkan tak sedikit pula yang mengartikan kemuliaan itu ya kekayaan dan harta itu sendiri. Terlepas bagaimana proses memperolehnya, cara menggunakannya itu dari mana serta ke mana. Yang penting punya duit saja dulu.
Begitu juga *pengetahuan*, yang tahu maka dialah yang mulia, tentunya cukup berlimpah yang menyetujui anggapan itu.
Jika kita mau melihat pesan terbijaksana dari surat Al-'Imron ayat 26 pada,
Katakanlah (Muhammad), "Wahai Tuhan pemilik kekuasaan. Pemilik kekuasaan dan kerajaan di dunia maupun di akhirat. Dari potongan ayat ini memberikan pelajaran bahwa pemilik segala kepemilikan di dunia maupun di akhirat adalah tunggal Dia saja.
MakhlukNya dengan segala kelebihan dan kelemahannya selalu saja merasa memiliki semua yang dititipkan oleh Pencipta. Setiap punya apa pun seringnya dianggap betul-betul miliknya, padahal hanya titipan saja.
Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki. Bisa jadi kekuasaan ada pada yang angkuh, jahat, bengis lagi kejam. Tapi tidak dengan keridhoannya. Begi
Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Dia Maha tahu apa yang harusnya terjadi dan apa yang tidak. Jika pencabutan kekuasaan dari seseorang terjadi, bisa jadi itulah yang terbaik.
Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Kemuliaan hanya ada padaNya, utusanNya, dan orang-orang yang beriman, sesuai dengan surat Al-Munafiqun ayat 8:
Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin ....
.
Cls, RTD, Selasa 11 Juli 2023, 23:55, halub
.
Bersambung ke "Kemuliaan dan Kehinaan #2.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H