Mohon tunggu...
halub©
halub© Mohon Tunggu... Mahasiswa - Puisi, Cermin, Cerpen, dan Refleksi.

Pencarian dan keyakinan, berteman dekat, sampai kapan pun, selalu ada hal-hal yang membanggakan bagi setiap yang yakin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Etika Wanita Beo

4 Juli 2023   12:09 Diperbarui: 4 Juli 2023   12:13 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   .

   Yang lagi trend, dikejar sampai dapat, jika tidak, stress. Ada beberapa kekejian yang dipaksa namakan sebagai sebuah etika. Seperti harus sekali mengejar yang viral, lalu difoto-foto, bagikan, jangan lupa tambahkan kutipan yang seolah mengesankan, padahal menjijikan.

   Mulai dari apa yang sering dipantau setiap hari. Di medsos terutama, supaya bisa dicontoh di kehidupan nyata, biarpun jauh dari kata pantas. Tapi senang saja bawaannya kalau heboh dengan yang sepekan terakhir jadi perbincangan, pencarian, dan panutan orang banyak.

   Kalau bicara makan, maunya yang enak enak saja. Biarpun mukanya sangat tak enak dipandang. Ketika mengkritisi orang lain, bertindak seolah malaikat yang tak punya salah sedikitpun. Saat sedang berjalan, rasanya sudah seperti wanita tercantik di dunia, padahal berat banget mulut yang sudah gosok gigi, sudah scalling juga, memang membaguskan yang tak bagus itu berat, sangat berat ke jiwa-jiwa, ke tulang tulang, ke batin-batin.

   Ada kebablasan yang masih saja dikatakan harus ada etikanya. Padahal sudah sekelas kebablasan, memang sepertinya akan selalu ada sekumpulan orang yang rela, tega, semangat berbuat busuk ke orang lain, tapi ketika dibuat busuk TARING TARING MEREKA KELUAR!

   Titisan ya'juj ma'juj subur tinggal di bumi yang seharusnya bukan tempat tinggal mereka, sangat tak pantas untuk mereka. Kalau dengan alasan "Laki-laki suka suka ketika memberi nafkah." Siapa juga yang mau totalitas dengan perempuan ganjen murahan, mending cantik. Sudah jelek enggak mau nyadar kalau dirinya jelek, kebanyakan pakai perasaan.

   Buka masker, baru tahu kalau khayalan itu terlalu sampah, tak ada cantik cantiknya sama sekali.

   Menganggurkan diri lebih disuka, padahal dahulunya pernah selesai menyetorkan kitab yang berjumlah 604 halaman itu. Menghabiskan waktu dengan menonton akun akun yang dianggap 'hiburan', 'penyembuhan', hasrat mendekat kepadaNya musnah.

   .

   Cls, Selasa 4Juli2023, 12:02, halub

   Bersambung ke "Etikanya Di Mana?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun