Source: owner it's camera
Ā Ā Kembang kempis,
Tambal bocor,
Muka banyak,
Berekspresi sesuka hati,
Sesuai ambisi.
Ā Ā Urusan sakit hati,
Salah bicara,
Asal bicara,
Menganggap paling dalam pada,
Banyak hal, terutama bekerja.
Ā Ā Lalu, menuduh selainnya tidak bekerja.
Padahal porsi masing-masing berbeda.
Iri selalu subur di hati beberapa orang.
Merasa paling lelah,
Mengklaim bayaran tak sebanding peluh.
Ā Ā Selalu ada bahan,
Untuk banyak bicara, apa saja,
Yang 'pondasinya' diri sendiri merasa paling capek,
Paling layak diberikan banyak hal.
Menikam dengan sebilah luka,
Tetap terasa hingga ke mana mana.
Ā Ā Menutup di satu sisi,
Membuka di sisi lain.
Seringnya kebalikannya,
Sesuai seberapa porsi kebutuhannya.
Tak akan pernah merasa telah sangat keliru.
Ā Ā Sebilah sajam beracun,
Yang dibawa ke mana kaki melangkah,
Ke mana jiwa menenggelamkan diri,
Pada kubangan pembunuh hati nurani.
Menyoal 'kemanusiaan?' sangat jauh amat tak penting.
Ā Ā Lumbung padi yang terbajak. Mengatasnamakan kelelahan berlebih.
Pelimpahan yang---terlalu banyak.
Mestinya melihatlah dengan MATA!
Bukan dengan 'keirian' apa lagi 'KEBEGOAN!'
Ā Ā Siapa yang hari-harinya terpenjara?
Tak banyak bisa berbuat apa-apa,
Lalu divonis macam-macam, terserah sesuai kadar OTAK!
Bau badan itu bukti otentiknya.
Penggambaran terjelas dari busuknya sumber terdalam itu tergambarkan.
Ā Ā Berkilah lagi dan lagi, teruslah selagi belum mati. Kan tiba saatnya yang culas, iri sampai ke ubun-ubun meregang dengan sahara putus asa yang---tak akan pernah ada obatnya!
Ā Ā Tak akan lama, semuanya berlalu. Semuanya pasti berakhir dengan kebiasaan yang telah menjadi pilihan masing-masing.
Ā Ā .
Ā Ā Cileungsi, Sabtu 25 Feb 2023, 6:45, halub
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H