Mohon tunggu...
halubĀ©
halubĀ© Mohon Tunggu... Mahasiswa - Puisi, Cermin, Cerpen, dan Refleksi.

Pencarian dan keyakinan, berteman dekat, sampai kapan pun, selalu ada hal-hal yang membanggakan bagi setiap yang yakin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berlindung dalam Martabat

8 Februari 2023   06:52 Diperbarui: 8 Februari 2023   07:08 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia dan tikus, berperang untuk uang. Tikus dan manusia saling menyalahkan. Manusia dengan segenap 'rasa' ketinggiannya, pada sesamanya, pada binatang, juga pada makhluk astral. Yang kalau ditelisik lebih dalam dan terperinci, tak begitu tinggi, hanya 'rasanya' saja yang terlanjur melambung menembus angkasa.

Tikus tahu, ia rendah, namun juga tidak rendahan jika ia berdiri di lingkaran para tetikus, bisa bisa lebih berawan dibanding manusia, dam---tentunya nyata. Khayal itu sudah meresap terlalu dalam, ke dalam pori-pori, hingga ke setiap sudut tulang.

Manusia merasa tak perlu pura-pura sibuk peduli dengan lingkungan sekitar, dengan sesamanya, dengan binatang. Baginya cukup bisa melambung---dengan martabat, yang belum tentu jadi penyelamatnya kelak.

Akan selalu ada yang ditorehkan dengan apa-apa yang sebagian manusia dapatkan, tentang banyak hal yang menurutnya baru, serta harus dibagikan dan diberitahukan pada khalayak. Tikus tak pernah berpikir jauh seperti itu.

Jikapun ia memaksakan dirinya untuk jemawa, mana ada yang takut dengannya, yang ada geram penuh kedendaman sepenuh samudera. Tikus dan manusia mengalir di aliran zaman. Nampaknya, sangat sulit bagi tikus, untuk berlindung di balik topeng martabat.

Kalau martabak mungkin bisa, tikus berjalan menyusuri got dengan senang gembira, melewati pasar-pasar yang amis. Sangat sulit baginya berlindung di balik martabat juga kegengsian yang bagi beberapa manusia sudah lebih dibutuhkan dari hakikat kehidupan itu sendiri.

*

Dekat Jl. Wisata Utama No.1, Ciangsana, Kec. Gn. Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat 16968. Selasa 7 Feb 2023, 20:04, halub

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun