Mohon tunggu...
Suhail Ka
Suhail Ka Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Nuansa Baru Ekonomi

21 November 2017   20:21 Diperbarui: 21 November 2017   20:34 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun ada cara pandang yang berbeda antara kapitalis dan mazhab ini, kapitlis tidak meninjau pemikiranya dari segala aspek, yang penting barang yang mereka jual laku keras dan tidak harus merata dalam menjualnya. Alhasil banyak konsumen yang merasa tidak puas karena  dalam penjualanya maupun pendistribusianya tidak merata atau tidak adil.  Karena kapital tidak memikirkan aspek merata atau tidaknya dalam memasarkan suatu barang. Dari sinilah kapital dianggap gagal dalam mewujudkan kesejahteraan.

Namun berbeda dengan kapitalis, mazhab iqtishoduna meninjau masalah ini dari beberapa aspek terutama dalam aspek sosial. Mereka beranggapan bahwa dalam menditribusikan suatu barang harus merata, agar tidak menyebabkan sebuah kelangkaan dalam suatu daerah. Dengan demikian maka tidak akan terulang kembali masalah kelangkaan yang selama ini menghantui perekonomian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun