Selain itu, hotel sering kali tidak memanfaatkan saluran komunikasi yang tepat, seperti organisasi atau komunitas disabilitas, untuk memperluas jangkauan informasi. Padahal, promosi yang tepat sasaran dapat membantu hotel tidak hanya menarik lebih banyak tamu dari segmen ini tetapi juga membangun citra positif sebagai tempat yang inklusif dan peduli terhadap keberagaman kebutuhan pelanggan. Dalam jangka panjang, kegagalan mempromosikan fasilitas ini bisa mengakibatkan hotel kehilangan peluang untuk bersaing di pasar yang terus berkembang menuju inklusivitas.
Akhir kata, penulis berkesimpulan, sebagai industri yang berorientasi pada pelayanan, hotel memiliki peluang besar untuk menjadi agen perubahan dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah disabilitas. Dengan menghadirkan fasilitas yang mendukung, staf yang terlatih, dan strategi pemasaran yang tepat, hotel tidak hanya memenuhi tanggung jawab sosial mereka tetapi juga membangun hubungan jangka panjang dengan tamu dari berbagai latar belakang. Meski ada tantangan dan hambatan, investasi dalam aksesibilitas adalah langkah strategis yang tidak hanya meningkatkan citra perusahaan tetapi juga memperluas pasar dan menciptakan loyalitas pelanggan. Di era yang semakin menghargai keberagaman, menjadi hotel ramah disabilitas adalah keputusan yang berdampak positif secara sosial sekaligus mendukung keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H