Mohon tunggu...
Suhadi Sastrawijaya
Suhadi Sastrawijaya Mohon Tunggu... Penulis - Suhadi Sastrawijaya

Suhadi Sastrawijaya penulis berdarah Jawa- Sunda. Hobi membaca terutama buku-buku sastra dan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Air Surga yang Tercemar

4 Mei 2023   21:19 Diperbarui: 4 Mei 2023   21:24 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: cnnindonesia.com

Air Surga yang Tercemar
Karya: Suhadi Sastrawijaya

Hujan yang berjatuhan di bumi Tuhan
Ketika ia turun di awal musimnya
Menjadi berkah yang dinantikan
Menghidupkan kembali lahan-lahan yang gersang
Karena kekangan kemarau yang garang
Semerbak aroma tanah basah menguar
Menyergap indera penciuman
Ada nikmat tersendiri menghirup aromanya

Saat itulah
Hujan yang berjatuhan di bumi Tuhan
Berkawin dengan benih tumbuhan
Membangkitkan birahi bumi untuk menghijaukan daratan
Bunga-bunga bermekaran
Pelangi pagi menjadi penanda hujan kan turun lebih sering lagi
Para petani riang gembira
Ah sebentar lagi ladang-ladang  akan rindang
Meranum lebat buah-buahannya
Bak taman surga di dunia

Hujan yang turun di awal musimnya
Laksana air surga yang diturunkan Tuhan
Melalui awan-awan kelabunya yang mengambang di langitnya yang tinggi
Sebuah atap dunia yang tak terjamah oleh daksa dan daya manusia

Namun bagaimana jika hujan di awal musimnya tak lagi menjadi berkah
Bagaimana pula jika air surga yang turun dari langit mendatangkan malapetaka
Hujan yang turun diawal musimnya
Yang seharusnya membawa kesejukan dan melerai dahaga tumbuh tumbuhan
Malah menjadi mematikan
Karena udara dan awannya tercemar zat asam dan polusi udara yang berbahaya
Ikan di rawa-rawa mati
Karena hujan yang membawa zat asam
Sebuah racun yang berbahaya
Hujan yang seharusnya membangkitkan tumbuhan dari mati surinya
Malah membawa kematian yang mengenaskan

Ya Tuhan
Aku hanya meratap hampa di kerusakan dunia
Sementara suaraku hanya berteriak serak di media-media masa
Yang berbicara tentang kerusakan dunia
Akankah ada yang menggubrisnya
Suatu hari nanti
Yang selalu aku ukir dalam mimpi
Aku ingin dunia yang lebih baik lagi.

Patia, 04 Mei 2023

Baca juga: Kegersangan Jiwa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun