Mohon tunggu...
Suhadi Sastrawijaya
Suhadi Sastrawijaya Mohon Tunggu... Penulis - Suhadi Sastrawijaya

Suhadi Sastrawijaya penulis berdarah Jawa- Sunda. Hobi membaca terutama buku-buku sastra dan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mereka Bukan Sapi

3 Mei 2023   13:29 Diperbarui: 3 Mei 2023   13:30 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka Bukan Sapi
Karya: Suhadi Sastrawijaya

Ketika zaman menginjak kepada kemodernan
Saat manusia yang katanya menjunjung tinggi hak asasi
Tapi di balik sisinya
Aku melihat sejumlah paradoks yang mengganyang kesadaran nalarku
Perbudakan
Penindasan
Dan eksploitasi
Seolah mentradisi di masa kini
Dengan berbalut emansipasi, modernisasi
Dan humanisasi

Di sudut-sudut jalan wanita lajang menjajakan badan
Tawar menawar pun berlangsung dalam percakapan
Seperti menawar sayuran di pasar tradisional
Lalu para pria hidung belang beriang gembira
Memboyong mereka ke sebuah filla

Lain di sudut jalan
Di sebuah tongkrongan
Para pemuda dua puluh tahunan
Menanti pelanggan
Dari wanita dewasa yang haus belaian
Atau pria dewasa yang butuh pelampiasan
Menjadi fenomena sosial yang tak lagi mengherankan

Di sudut lain dunia
Ada lagi lelaki yang diperah saripatinya
Lalu dijualnya ke pasaran
Dengan dalih pendonoran
Tapi sesungguhnya merendahkan martabat manusia
Apakah mereka hewan ternak?
Yang diambil benihnya lalu disuntikan pada betina di tempat yang berbeda

Mereka bukan sapi
Atau binatang ternak lainnya
Tapi mereka manusia yang berbudi pekerti

Aku melihat perbudakan yang tersamarkan
Lewat gembar gembornya ketenaga kerjaan
Mereka memacu bahtera dunia
Tapi benua surga diabaikannya
Yang kuat menindas yang lemah
Yang kaya melibas yang miskin
Menjadi fenomena yang tak lagi mengherankan

Baca juga: Memetik Kebahagiaan

Mereka manusia berbudi pekerti
Bukan sapi atau binatang ternak lainnya
Tapi mengapa saling menjatuhkan
Saling perbudak dan saling hinakan

Patia, 3 Mei 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun