Mohon tunggu...
Suhadi Sastrawijaya
Suhadi Sastrawijaya Mohon Tunggu... Penulis - Suhadi Sastrawijaya

Suhadi Sastrawijaya penulis berdarah Jawa- Sunda. Hobi membaca terutama buku-buku sastra dan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Al Quran Mukjizat Rasulullah yang Abadi

7 Desember 2021   10:57 Diperbarui: 7 Desember 2021   11:08 1566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: 5news.co.id

Setiap para nabi dan rasul diberikan mukjizat oleh Allah swt. Mukjizat adalah sesuatu yang luar biasa dan biasa terjadi pada diri nabi atau rasul sebagai bukti bahwa dirinya adalah nabi atau rasul yang diutus oleh Allah. Mukjizat ini bisa berupa keajaiban, atau sesuatu yang menakjubkan lainnya. 

Kita ketahui bersama Nabi Musa memiliki beberapa mukjizat. Seperti membelah laut, tongkatnya yang menjadi ular besar dan tangan kanannya yang bisa mengeluarkan sinar yang berkilau. Lalu ada Nabi Sulaiman yang bisa mengendalikan angin, menguasai bangsa jin, dan mengerti komunikasi antar binatang adalah mukjizat-mukjizat yang luar biasa agungnya, yang menandakan kekuasaan Allah swt.

Begitu pula mukjizat nabi Muhammad saw. Salah satu mukjizatnya adalah membelah bulan, menjadikan makanan yang sedikit bisa mengenyangkan banyak orang,  mengobati sakit mata dan beberapa mukjizat lainnya. 

Namun beberapa contoh mukjizat yang disebutkan tadi,  bersifat temporal dan hanya bisa disaksikan oleh orang yang hidup dan berinteraksi langsung dengan para nabi itu. 

Namun demikian, selain mukjizat yang bersifat temporal itu, nabi Muhammad juga punya mukjizat yang abadi. Mukjizat inilah yang membedakan Nabi Muhammad dengan para Nabi lainnya. Mengapa Al-Qur'an dianggap sebagai mukjizat Nabi Muhammad yang abadi? Untuk memahami ini  kita harus mencermati hal berikut ini.

Rasulullah tidak bisa baca tulis,  tapi apa yang diucapkannya melampaui pengetahuan manusia manapun.

Para orientalis sering menyangka, bahwa kitab Al-Qur'an adalah karangan nabi Muhammad saw. Atau menyangka bahwa Al Qur'an adalah kitab yang mencontek perjanjian lama milik umat Kristen.

Padahal  bagaimana mungkin Al-Qur'an mencontek perjanjian lama atau bahkan karangan nabi Muhammad semata, padahal Nabi Muhammad tidak bisa baca tulis. 

Dari kenyataan historis ini adalah sudah bisa dinyatakan mustahil jika Al-qur'an adalah karangan Nabi Muhammad ataupun mencontek dari perjanjian lama.  

Lagi pula saat itu kitab perjanjian lama belum ada yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan Bible baru ( perjanjian lama dan perjanjian baru) ada terjemahan bahasa Arabnya setelah pindah  abad  setelah rasulullah wafat.  Dan di masa itu kitab agama Nasrani dan Yahudi juga tidak dipegang oleh orang luas. Hanya terbatas kepada para pendeta mereka yang memiliki dan mempelajarinya.

indianekspress.com
indianekspress.com
Memang jika dilihat secara sepintas kisah-kisah para Nabi terdahulu dalam Al-Qur'an dan kitab perjanjian lama banyak kemiripan, malah kitab pejanjian lama terkesan lebih lengkap dan detail pengisahannya. 

Tapi jika diperhaatikan secara seksama ternyata keduanya  sangat berbeda, baik secara redaksi, sudut pandang,  pelukisan watak tokohnya maupun peristiwa ceritanya. 

Esensi dari Al-Qur'an memang bukanlah buku sejarah, jadi  kisah-kisah terdahulu  tidak  harus dicritakan secara mendetail. Namun  Al-Qur'an  mengisahkan kisah-kisah para Nabi terdahulu beserta kaumnya  lebih kepada penekanan  pesan moral dan hikmah pembelajaran kehidupan untuk umat manusia sekarang. 

Dalam kisah-kisah itu dicaantumkan peringatan kepada manusia tentang betapa mengerikannya kehancuran orang-orang zalim di masa lalu dan kita harus menghindari perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan orang-orang terdahulu itu agar kita beruntung. 

Redaksi-redaksi peringatan Tuhan dan pesan moral dalam kisah-kisah terdahulu sangat kental dalam Al-Qur'an. Hal semacam ini tidak ditemukan dalam kitab Perjanjian Lama terutamanya dalam kitab kejadian yang merupkan uraian sejarah detail kisah-kisah para nabi terdahulu.

Jika kita mencermati sebuah karya sastra, sebuah karya sastra bisa dianggap sebagai karya yang bernilai tinggi jika pesan moral yang sampaikan sangat bagus, dimana pesan moral ini merupakan bagian dari amanat yang merupakan unsur intrinsik karya sastra. 

Sebuah karya sastra saja disyaratkan memiliki pesan moral  yang bagus, apalagi sebuah kitab suci haruslah memiliki pesan moral yang lebih baik dari karya sastra itu sendiri.  Dan Al-Qur'an memenuhi hal ini. 

Belum lagi dari segi kebahasaan dan sifat kepuitisannya Al-Qur'an lebih indah dari syair manapun yang pernah dikarang seorang pujangga. Karena di masa-masa awal Al-Qur'an turun, dengan cepat ia membuat kehebohan di seantero kota Mekah. Para penyair hebat tanah Arab saat itu  dibuat takjub, karena syair-syair indah yang mereka karang tak ada apa-apanya dengan keindahan Al-Qur'an. 

Lantas Rasulullah dituduh  melakukan sihir. Karena  kata-kata yang keluar dari mulutnya tak bisa ditandingi keindahan  bahasanya oleh siapapun. Tuduhan mereka  ini diabadikan dalam Al-Qur'an surat Al Mudatsir ayat 24:

"Lalu dia berkata, "(Al-qur'an ) ini hanyalah sihir  yang dipelajari  (dari orang-orang dahulu)" 

Andaipun yang keluar dari mlut Rasulullah adalah  sihir , tentu  seiring waktu akan ada orang yang bisa menandinginya. Namun  kenyataannya tak pernah ada yang bisa menyamai keindahan Al-Qur'an.

Sebeagaimana yang dibahas di atas, bahwa Al-Qur'an  ada perbedaan dalam sudut pandang dan pelukisan watak tokoh kisah terdahulunya  dengan kitab perjanjian lama.

Misalnya dalam kitab kejadian, Adam ketika ditegur Tuhan karena memakan buah terlarang itu ia menuding hawa  yang membujuk makan buah,  lalu Hawa  malah menuding ular. Yang padahal Ular sendiri sebenarnya tidaklah salah karena ia sendiri dirasuki oleh Iblis. Namun  dalam Al-Qur'an Adam langsung memohon ampun pertaubatan kepada Tuhan. 

Secara kesatria ia mengakui kesalahannya. Karena jika kita pikir, mengapa harus melemparkan kesalahan kepada   ular ataupun Iblis yang membujuk, bukankah mereka hanya membujuki saja. Yang menentukan kehendaknya kamu sendiri, kan? Bukannya malah lempar lemparan tuduhan seperti itu.

Nah maka dalam Al-Qur'an ini sifat Adam menunjukkan seorang kesatria yang bertanggung jawab atas kesalahannya bukan melemparkan tuduhan kepada sang pembujuk, karena pada dasarnya ialah yang salah mau mengikuti apa yang dikatakan si pembujuk itu.

Selain itu Al-Qur'an juga syarat akan etika dan estetika dalam penyampaian kisah umat terdahulu. Berbeda dengan kitan perjanjian lama yang tidak memperhatikan aspek ini. Lantas jika begitu mengapa Al-Qur'an masih memiliki kisah cerita yang mirip dengan perjannjian lama meskipun sudut pandang, cara penceritaan, peristiwa dan pelukisan watak tokohnya berbeda? 

Adalah sesuatu yang wajar. Karena pada dasarnya kitab-kitab agama samawi terdahulu dan Al-Qur'an adalah berasal dari tuhan yang sama, yaitu Allah Swt.  Namun kehadiran Al-Qur'an bertindak sebagai pengoreksi kitab-kitab terdahulu yang telah disimpangkan dan kehadiran Islam adalah sebagai penyempurna ajaran para Nabi terdahulu.

Dewasa ini ayat-ayat Al-Qur'an telah banyak mengonfirmasi fakta-fakta ilmiah. Di mana sebelumnya Selama berabad-abad bukti  ilmiah ini belum diketahui  karena masih terbatasnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun apa yang ditemukan sains hari ini ternyata  sudah disinggung oleh Al-Qur'an 14 abad yang lalu. Misalnya saja ayat 125 surat Al-An'am menarasikan begini:

 "Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah  menjadikan dadanya sesak lagi sempit,  seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman." (QS Al-An'am: 125).

 Hal yang menarik dari ayat ini adalah menyebutkan  jika mendaki langit dapat membuat dada sesak dan sempit. Ternyata para ilmuwan modern menemukan fakta bahwa oksigen semakin ke atas semakin berkurang kadarnya dan tentu saja orang-orang yang menaiki wahana penerbangan akan merasakan sesak nafas dan dadanya terasa pengap karena kekurangan oksigen. Maka hal ini mereka harus dibantu denga tabung oksigen yang dibawa sebagai perbekalan. 

Selain itu banyak fakta-fakta ilmiah lainnya di Al-Qur'an yang sudah terungkap para ilmuwan misalnya, tentang rotasi bumi, kabut nebula, embriologi, dan lain sebagainya. Maka dengan melihat fakta ini adalah mustahil jika Al-Qur'an adalah karangan nabi Muhammad. Bagaiman mungkin seorang  yang tidak bisa baca tulis dan hidup di pedalaman tanah Arab yang masyarakatnya awam ilmu sains  tahu akan banyak hal fakta ilmiah . 

Ini tentu bukanlah sebuah cocokologi seperti yang dituduhkan orang-orang pembenci Islam. Karena bagaimana mungkin seorang Nabi Muhammad yang tinggal dipedalaman Arab yang jauh dari laut dan hidup bersama masyarakat yang bukan pelaut tahu terhadap dua lautan yang airnya menyatu namun tidak bercampur sebagaimana dalam QS. Ar Rahman 19-20, atau tentang api di dasar lautan di surat yang lain. Nah hal ini jelas menunjukkan jika pengetahuan beliau berasal dari Allah.  Tuhan pencipta alam yang maha tahu segala sesuatunya.

Mengacu kepada Hal inilah mengapa Al-Qur'an dianggap sebagai mukjizat yang abadi.  Saat di masa-masa awal turun Al Qur'an sudah berhasil meruntuhkan reputasi para penyair Arab karena diksi Al-Qur'an lebih bagus dari syair apapun yang dimiliki bangsa Arab. Lalu setelah memasuki abad modern saat manusia lebih banyak menuntut rasionalitas dan keilmiahan maka lagi-lagi Al-Qur'an membuat takjub banyak ilmuwan. 

Bagaimana mungkin naskah abad ke 7 bisa mengungkapkan bukti-bukti ilmiah sains modern kalau bukan berasal dari Tuhan semesta alam. Sehinga kenyataan ini semakin banyak mengundang orang cerdas untuk menerima kebenaran Islam. Inilah mengapaAl-Qur'an dianggap sebagai mukjizat yang abadi. Karena  ia terus memenuhi pencarian manusia akan kebenaran dari masa ke masa samapai akhir masa.  

Fakta-fakta ilmiah di Al-Qur'an begitu banyak  bertebaran. Adapun hal-hal lainnya yang tidak bisa diungkap oleh para ahli itu karena bukan tidak bisa tapi belum. Karena masih terbatasnya ilmu pengetaahuan manusia atau malah takkan terungkap di dunia tapi di akhirat.

Sumber artikel

Sarapanpagi.org

Mushaf.id

Qaf Media Channel (youtube)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun