Saya haqul yaqin Basuki-Jarot (BaJa) menang pada Putaran 2 PilGub DKI Jakarta berdasarkan analisis sbb:
1. Tak ada sejarahnya "Islam Politik" menang lawan "Nasionalis + Islam moderat" di DKI (dari zaman dulu jumlah % parpol Islam politik tidak pernah mayoritas atau selalu di bawah 50%).
2. Strategi Anies-Sandi merangkul Islam radikal hanya tepat utk menaikkan elektabilitas (sukses mengggusur Agus-Silvi) tapi justru menjadi kartu mati jika ingin merebut suara mayoritas warga DKI. Kalau strategi Anies-Sandi berubah dengan "bergerak ke tengah" utk menarik suara Islam Moderat/Tradisional, Nasionalis dan Non Muslim maka  akan ditinggalkan Islam garis keras, radikal dan intoleran (FPI, HTI, dll - akan golput) yang pada gilirannya akan menggerus suara dari pendukung garis keras.
3. Pemilih 43.5% utk BaJa adalah pemilih solid (tak akan pindah saat Putaran 2), sementara suara Anies-Sandi masih mungkin ke gerus lagi. Suara Islam moderat/tradisional (NU) yang pada Putaran 1 ada yang pilih Anis-Sandi akan beralih ke BaJa manakala menyadari bahwa jika  Anis-Sandi menang akan berdampak pada penurunan "kekuatan politik" NU di DKI.
4. Ada trend yg menarik sejak Pemilu 1977, 1982 dst... Jika tokoh-tokoh "Islam Politik Garis keras/radikal dan Islam Modern" menguat dan bersatu maka Islam Moderat/Tradisional (NU) tak akan gabung... dan ini akan terus berlaku dimanapun di Nusantara... Ini soal Ideologi dan gengsi.
5. Rizieq Shihab dan Bactiar Natsir sudah diidentikkan sbg pendukung Anies-Sandi... nama mereka akan hancur sejalan dengan diprosesnya kasus Firza Hots, penghinaan Pancasila, Korupsi uang ummat dan sejumlah kasus lainnya. Tentu saja kehancuran kehormatan RS dan BN akan berdampak pada menurunnya militansi pendukung Anies-Sandi dari Islam radikal dan intoleran.
6. (Kalau tidak keliru), sejarah mencatat, Paslon pemenang di Putaran 1 selalu menang di Putaran 2.
7. Para pendukung BaJa akan lebih berani dan militan berjuang karena minimal ada "teman" sebanyak 43.5%.... Tinggal 7% lagi untuk jadi Pemenang.
8. Berdasarkan pidato AHY tidak terlihat kecenderungan koalisi dengan Aies-Sandi. AHY terlihat punya rencana politik ke depan sehingga tidak ingin ada stigma mendukung politik sektarian. Dengan demikian, kemungkinan besar AHY akan netral. Tak ada untungnya AHY bantu/koalisi dengag Anies, kalau menang yang "untung" Prabowo (yang telah menghinanya sebagai anak orang licik), kalau kalah akan menjadi stigma negatif dikalangan nasionalis. Andaipun AHY condong ke Anies-Sandi tidak otomatis diikuti para pemilihnya dari kelompok Nasionalis dan pendukung psikologisnya.
9. Pada akhirnya, rasionalitas dan akal sehat memperoleh suara mayoritas.
Intisarinya, pertarungan BaJa vs Anies -Sandi akan makin terpolarisasi menjadi pertarungan bersifat ideologis antara Nasionalis + Islam Kutural vs Islam Politik + kelompok Pragmatis. Dengan demikian suara BaJa akan menang sekitar 53-54% (berdasarkan suara pada PilPres 2012 dan PilGub 2014).