Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ihwal Cerita Pendek

7 September 2022   08:01 Diperbarui: 7 September 2022   08:54 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekemirung - Bandung, 7 September 2022 M / 10 Safar 1444 H
Sugiyanto Hadi P.

Catatan:
*Konon cerita nyata beberapa puluh tahun pada sebuah kawasan di Bandung. Seorang bapak bernazar menyembelih anak tunggalnya bila menang lotere, alias undian berhadiah. Omongannya main-main tentu saja, dan tak berharap menang, karena memang selalu kalah. Tapi Allah mengabulkan nazarnya. 

Orang itu melaksanakan nazarnya (sekadar main-mainpula), seketika bahan makanan bernama 'tahu' yang menempel di leher si anak menjadi setajam pisau (bukan silet). Tergoroklah leher si anak, darah muncrat merah-hangat-kental layaknya penyembelihan hewan kala perayaan Idul Qurban, dan tewas.

**Nama pendek banyak digunakan di Tanah Sunda, selain sebutan Aa (kakak/abang), ada nama (panggilan) Uu, Ii, Oo, tapi tidak ada yang namanya Ee. Pada masa kecil penulis, ada nama seseorang entah siapa, tapi semua orang lebih suka memanggilnya 'Pendek', sebab tinggi tubuhnya memang terlalu pendek (bukan termasuk orang cebol).

***Acara tv/radio dan media lain tak lain bincang-bincang, obrolan, wawancara, dan sebutan lain serupa itu. Belakangan supaya keren populer diganti dengan sebutan talkshow. Seseorang, atau sekelompok orang, yang diviralkan media bakal laris-manis menerima undangan mereka. 

Apapun judul talkshow-nya pasti orang itu jua narasumbernya. Itu sebabnya banyak artis dan selebritis maupun selegram dan Youtuber yang suka bikin ulah sesuka-sukanya sendiri. Tujuannya agar diundang sana-sini-situ dengan bayaran yang entah berapa, penulis belum pernah mengintip isi amplop yang diterima para narsum itu.

****Cerita ini hanya fiktif belaka, kalau ada kemiripan dengan cerita seseorang mohon dimaafkan, terlebih bila orang itu memang bernama Pendek, dan pernah mati suri, lalu menjadi pendongeng andal tentang hal-hal seram di alam barzah. Ah, sudahlah.

Gambar: https://islam.nu.or.id/tasawuf-akhlak/empat-ini-sejukkan-alam-barzakh-yang-panas-dan-pengap-5fBrB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun