Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nama Panjang, Panjang Pula Urusannya

8 Oktober 2021   17:16 Diperbarui: 8 Oktober 2021   17:18 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image caption Ilustrasi - blangko akta kelahiran - .kompas.tv

Memberi nama pun membuka banyak kemungkinan. Mungkin kreatif, mungkin juga sekadar mengada-ada. Jadilah nama-nama yang kita kenal ada di sekeliling kita. Bahkan dalam keluarga kita sendiri. Dan yang terbanyak nama bernuansa doa-harapan. Nama pun berkembang dengan banyak varian. Nama-nama bernuansa "baru/modern/agamis" bermunculan, nama-nama "zadoel" dijauhi.

Tapi di Tuban, ada nama anak yang beda. Maunya juga juga bernuansa doa. Tapi panjangnya minta ampun. Rangkaian gerbong kereta api pun kalah panjang.

Rangga, nama depan si anak itu. Tapi nama belakang panjang meliuk-liuk sampai jauh. Bayangkan panjangnya, 19 kata atau 114 karakter (tanpa spasi).

Pasangan Arif Akbar dan Suci Nur Aisiyah si pemberi nama panjang anak kedua mereka itu . Persoalan timbul, gara-gara nama terlalu kreatif dan sekaligus mengada-ada terbukti kemudian akta kelahiran sulit didapat. Hampir 3 tahun waktu berlalu, nihil.

Dalam ungkapan Jawa, hal-hal yang luar biasa sering diungkapkan dengan kata "ora umum, ora lumrah, ora genah". Sensasi dapat diperoleh dari apa saja. Sensasi dalam pengertian positif, tetapi terbanyak justru negatif. Begitu pun dalam pemberian nama itu.

Lantaran terlalu panjang nama itu tidak muat di Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) pada Ditjen Dukcapil Kemendagri.

Mari kita cermati nama anak itu: Rangga Madhipa Sutra Jiwa Cordosega Akre Askhala Mughal Ilkhanat Akbar Sahara Pi Thariq Ziyad Syaifudin Quthuz Khoshala Sura Talenta.

Variasi nama antara 1 kata sampai 3 kata. Yang terbanyak nama 2 kata. Maka nama Rangga dapatlah dibagikan untuk 8 anak lain. Cukuplah Rangga punya nama Rangga Madhipa. Biarlah anak lain memiliki nama Sutra Jiwa, Cordosega Akre, Askhala Mughal, Ilkhanat Akbar, Sahara Pi, Thariq Ziyad, Syaifudin Quthuz, Khoshala Sura,  dan Talenta.

Kalau Arif dan Suci tidak rela nama-nama lain itu dipakai oleh anak lain solusinya gampang. Usahakan punya anak 8 lagi. Dijamin tidak membingungkan orang lain, Pemerintah, dan kelembagaan lain yang terkait dengannya.

*

Tapi rupanya Arif Akbar bukan orang gampang menyerah. Saran agar nama anaknya diperpendek, agar sesuai dengan aturan administrasi pembuatan nama maksimal 55 karakter, coba ditepisnya. Dengan penuh semangat ia pun menyurati Presiden.

Luar biasa usahanya. Tiga tahun gagal mengusahakan agar nama panjang Rangga tak diusik ternyata belum cukup membuatnya menyerah.

Tapi nama rangga masih kalah panjang dibanding nama terpanjang di dunia yang terlah diverifikasi Guiness Book of Record pada 1 Januari 2021. Nama panjang pria Jerman kelahiran 1914 (meninggal 1997) itu terdiri 27 kata, atau 747 karakter. Menggunakan semua huruf yang ada, dari huruf A hingga Z.

*

Nama panjang Rangga terbukti membuat urusan menjadi panjang pula. Sekadar membuat akta kelahiran pun sulit. Apalagi nanti untuk urusan lain: data sekolah/kuliah, KTP, pekerjaan, perbankan, dan seterusnya. Pasangan orangtua Rangga, maupun Rangga sendiri dipastikan kelak tidak ingat nama itu.

Tapi begitulah sering kita meperlakukan kehidupan. Banyak hal yang mestinya mudah dan sederhana dibikin sulit. Sementara berbagai kesulitan bertumpuk dan tak terjamah untuk diselesaikan. Pendek kata, panjang nama bakal panjang pula urusannya.

Terbukti, Arif Akbar (orangtua Rangga) harus menyurati Presiden Joko Widodo. Tentu mau minta bantuan agar anak keduanya dapat dibuatkan akta kelahiran, bagaimana pun caranya. Wallahu a'lam. ***

Cibaduyut, 8 Oktober 2021 / 1 Rabiul Awal 1443
Sugiyanto Hadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun