Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Nyinyir, Kenapa Abdee Slank Bukan Bang Haji

31 Mei 2021   11:33 Diperbarui: 31 Mei 2021   11:40 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membandingkan itu bagus dan wajar. Apapun, sebelum mengambil sikap dan keputusan kita selalu membandingkan. Tujuannya, bukan memilih yang buruk. Apalagi yang terburuk. Melainkan yang baik, atau terbaik. Membandingkan itu memilih.

Begitu pula kiranya ketika gitaris grup bank Slank Abdee Slank, nama asli Abdi Negara Nurdin,  dipilih. Menjadi Komisaris di PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Artinya, ia orang pilihan. Meski diantara orang-orang yang (misal) kurang ini-itu, lemah ininya-itunya, pernah berlaku konyol begini-begitu, dan seterusnya. Boleh jadi ia teratas dalam ranking pilihan. Puluhan, atau bahkan ratusan orang sudah terdaftar. Dan tinggal nunggu urutan. Siapa tahu.

Satu-satunya orang yang mungkin tidak mau dipilih (barangkali) Iwan Fals. Aku bukan lelaki pilihan, lirik salah satu lagunya yang populer.

Ya, tapi kenapa bukan (misal lagi) Bang Haji Rhoma (nama asli Raden Irama). Bukankah beliau mumpuni, piawai, dan juara di panggung musik? Tidak sekali dua, melainkan kerap dan berulang lama berkreasi musik dan film. Lihatnya ketika Bang Haji manggung, puluhan ribu hingga ratusan ribu penonton bergoyang dan tercengang. Cermati tatkala Bang Haji berperan sebagai pemeran film Satria Bergitar,  Begadang, Nada dan Dakwah, dan Berkelana. Simak pula lagu sangat popularnya: Darah Muda, Ani, Mirasantika, Judi, dan banyak lagi.

Kenapa bukan Iwan Fals, bukan Ahmad Dhani, bukan Tukul Arwana, dan sebut satu nama siapa saja yang melintas di kepala. Kenapa bukan mereka? Kenapa justru Abdee Slank?

Simak pula: Menulis Cerpen Apa Ada Kiatnya? Ua, Adalah. .

*

Balas Jasa Jokowi

Konser bertajuk "Salam Dua Jari" memang fenomenal.  Stadion sebesar itu penuh sesak dengan pendukung-penyanjung-penggemar. Mungkin bukan pendukung Jokowi kala itu. Tapi lebih pada pendukung Slank yang memang luar biasa, fenomenal, dan dahsyat sebagai fans berat.

Artinya, bisa saja sebenarnya Abdee Slank menggelar konser dengan tajuk lain. Misal, Salam Tiga Jari, atau bahkan Salam Sebelas Jari. Sah-sah saja. Andai Bang Haji juga membuat konser di tempat yang sama, kiranya pengunjung-pendukung-fans dangdut di tanah air bakal tumplek-blek tak menyisakan sejengkal tanah pun dari goyang-teriak dan euforia mereka. Meski yang didukung Prabowo.  

Jadi wajar bila Jokowi melakukan balas jasa. Kalau memang sangkaan bernada negatif itu hendak digunakan untuk maksud negatif pula. Kepada "lawan" pun Jokowi melakukan balas jasa, apalagi terhadap "kawan".  Tidak ada sulitnya. Kepada "musuh" yang pada dua pilpres habis-habisan "menyerang dan meradang" pun dirangkul, mana pula kepada "sohib kental".

Sangat tidak wajar kalau Jokowi justru melakukan balas dendam. Misal, semua pentolan kubu Prabowo dipilih, diangkat, dan menduduki jabatan penting dalam pemerintahannya. Itu gila namanya. Gila-gilaan. Tidak wajar.

Tapi kurang gila apalagi ketika seorang Prabowo Subianto yang "diuwongke" setelah tersuruk-tersungkur dan tersakiti lantaran kalah "tipis" sebagai capres dalam pilpres. Bahkan juga sang cawapres, Sandiaga Uno, yang rajin memperlihatkan "jurus bangau pasang kuda-kuda" dalam berbagai kesepatan kampanye diberi kesempatan untuk membuktikan kesaktian jurus bangaunya. Dua sosok yang semula, ibarat pelita minyak tanah, hampir redup nyala dan nyalinya menghadapi pilpres mendatang, tiba-tiba (tampak) berkobar penuh minat-semangat-tekat menyongsong Pilpres 2024.

Simak pula: Menulis (Pengalaman Sendiri) Untuk Berbagi

Sebenarnya mengangkat Prabowo dan Sandiaga dalam jajaran kabinet Jokowi pun boleh dibilang pilihan"sableng kelewat-lewat". Dalam tradisi demokrasi di negeri Paman Sam, yang konon umurnya sudah ratusan tahun pun, tidak dikenal varian ajaib demikian. Resep pemerintahan siapa yang aneh itu? Kalau dalam permainan catur, perilaku "tak indah" Jokowi tersebut, samalah dengan melakukan blunder.

Bila kelak Prabowo dan Sandiaga, bersama-sama atau salah satu, terpilih sebagai Presiden/Wakil Presiden, hampir pasti langkah absurd tukang kayu dari Solo tersebut diingkari kenyataannya. Artinya, keuntungan mereka telah "diuwongke" tidak akan (insyaa Allah) melembutkan hati untuk melakukan hal yang sama. Sebab antrian nama penuh hasrat dan hajat macam Fadli Zon, Said Didu, Rocky Gerung, Ridwan Saidi, Karni Ilyas, dan banyak lagi, sudah terlalu lama menunggu balas jasa. Jangan-jangankelak Amien Rais, Rizal Ramli, Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan  tak segan meminta jatah. Prabowo dan Sandiaga (sekali lagi andai menang) bakal dibuat bingung, linglung, dan ujung-ujungnya selalu murung.

Prabowo punya pengalaman buruk, ketika meng-uwongke Edy Prabowo, yang diangkat dari comberan. Tenyata dibalas dengan pengkhianatan. Mungkin bikin trauma. Siapapun kelak yang bakal minta balas jasa pasti akan diseleksi super ketat.

Simak pula: 57 Detik yang Tak Terlupakan Dahsyatnya

*

Mendoakan, Kebisaan

Berbaik sangka tentu lebih baik.  Ada satu ungkapan Jawa lawas yang masih relevan saat ini, "jalmo tak keno kiniro" . Bahwa potensi dan kualifikasi seseorang (kerap) tak terduga-duga. Pengertian lain, jangan suka menyepelekan kesanggupan dan kebisaan seseorang. Tentu dalam hal ini dari sisi positif atau kebaikannya.

Maka tak berlebihan ketika Iwan Fals dan Acmad Dani tidak nyinyir terkait pengangkatan Abdee Slank. Mungkin banyak juga artis dan selebritis yang bersikap serupa. Lihat dulu ke depan bagaimana kiprah dan sepak-terjangnya. Kalau memang kondisinya di bawah target, ya lengserkan. Cari ganti yang lain.  Jabatan komisaris di BUMN 'kan banyak. Menteri BUMN Erick Thohir dengan jiwa muda dan prestasi maupun pengalaman dalam urusan usaha-bisnis pasti tidak mau kecolongan.

Nah, kembali mengenai Bang Haji Rhoma, siapa tahu suatu ketika juga bakal dipilih. Entah terpilih sebagai apa. Mungkin sebagai duta besar, wakil menteri, atau apa saja yang cocok untuk beliau. Para penggemarnya boleh bilang: "Gitaris musik rock saja bisa jadi Komisaris salah satu BUMN, mana pula raja dangdut dan "Satria Bergitar" yang sangat melegenda? Jangan mau kalah. Ayo, tunjukkan kebisaanmu, Bang. Semangat. Jangan kasih kendor. . . !  

Simak pula: Ambisi Ganjar Dibilang Mblandang

*

Pendek kata, soal balas jasa atau tidak, biarkan saja.  Yang pasti Abdee Slank bukan orang sembarangan. Ia juga tidak mau dipandang remeh. Kiprah dan kreativitasnya dalam bermusik dan seni pertunjukkan di tanah air selama ini kiranya bakal menjadi modal dalam pekerjaan baru yang segera diembannya.

Sekali lagi, apa salahnya berbaik sangka. Dalam logika agama, bila benar sangkaan baik, dua pahala didapat. Bila salah, satu pahala diperoleh.

Hidup Slank, banggalah para Slankers. Jangan nyinyir. Ayo nyanyikan ramai-ramai "Indonesia Wow", atau "Mars Slanker". Bangkitkan kembali jiwa nasionalisme segenap anak bangsa.

 Nah, itu saja.  Mohon maaf bila ada salah-salah kata. Semua kita kembali kepada Yang Maha Tahu dan Maha Benar. Wallahu a'lam. ***

Sekemirung, 31 Mei 2021 / 19 Syawal 1442
Sugiyanto Hadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun