Sangat tidak wajar kalau Jokowi justru melakukan balas dendam. Misal, semua pentolan kubu Prabowo dipilih, diangkat, dan menduduki jabatan penting dalam pemerintahannya. Itu gila namanya. Gila-gilaan. Tidak wajar.
Tapi kurang gila apalagi ketika seorang Prabowo Subianto yang "diuwongke" setelah tersuruk-tersungkur dan tersakiti lantaran kalah "tipis" sebagai capres dalam pilpres. Bahkan juga sang cawapres, Sandiaga Uno, yang rajin memperlihatkan "jurus bangau pasang kuda-kuda" dalam berbagai kesepatan kampanye diberi kesempatan untuk membuktikan kesaktian jurus bangaunya. Dua sosok yang semula, ibarat pelita minyak tanah, hampir redup nyala dan nyalinya menghadapi pilpres mendatang, tiba-tiba (tampak) berkobar penuh minat-semangat-tekat menyongsong Pilpres 2024.
Simak pula: Menulis (Pengalaman Sendiri) Untuk Berbagi
Sebenarnya mengangkat Prabowo dan Sandiaga dalam jajaran kabinet Jokowi pun boleh dibilang pilihan"sableng kelewat-lewat". Dalam tradisi demokrasi di negeri Paman Sam, yang konon umurnya sudah ratusan tahun pun, tidak dikenal varian ajaib demikian. Resep pemerintahan siapa yang aneh itu? Kalau dalam permainan catur, perilaku "tak indah" Jokowi tersebut, samalah dengan melakukan blunder.
Bila kelak Prabowo dan Sandiaga, bersama-sama atau salah satu, terpilih sebagai Presiden/Wakil Presiden, hampir pasti langkah absurd tukang kayu dari Solo tersebut diingkari kenyataannya. Artinya, keuntungan mereka telah "diuwongke" tidak akan (insyaa Allah) melembutkan hati untuk melakukan hal yang sama. Sebab antrian nama penuh hasrat dan hajat macam Fadli Zon, Said Didu, Rocky Gerung, Ridwan Saidi, Karni Ilyas, dan banyak lagi, sudah terlalu lama menunggu balas jasa. Jangan-jangankelak Amien Rais, Rizal Ramli, Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan  tak segan meminta jatah. Prabowo dan Sandiaga (sekali lagi andai menang) bakal dibuat bingung, linglung, dan ujung-ujungnya selalu murung.
Prabowo punya pengalaman buruk, ketika meng-uwongke Edy Prabowo, yang diangkat dari comberan. Tenyata dibalas dengan pengkhianatan. Mungkin bikin trauma. Siapapun kelak yang bakal minta balas jasa pasti akan diseleksi super ketat.
Simak pula: 57 Detik yang Tak Terlupakan Dahsyatnya
*
Mendoakan, Kebisaan
Berbaik sangka tentu lebih baik. Â Ada satu ungkapan Jawa lawas yang masih relevan saat ini, "jalmo tak keno kiniro" . Bahwa potensi dan kualifikasi seseorang (kerap) tak terduga-duga. Pengertian lain, jangan suka menyepelekan kesanggupan dan kebisaan seseorang. Tentu dalam hal ini dari sisi positif atau kebaikannya.
Maka tak berlebihan ketika Iwan Fals dan Acmad Dani tidak nyinyir terkait pengangkatan Abdee Slank. Mungkin banyak juga artis dan selebritis yang bersikap serupa. Lihat dulu ke depan bagaimana kiprah dan sepak-terjangnya. Kalau memang kondisinya di bawah target, ya lengserkan. Cari ganti yang lain. Â Jabatan komisaris di BUMN 'kan banyak. Menteri BUMN Erick Thohir dengan jiwa muda dan prestasi maupun pengalaman dalam urusan usaha-bisnis pasti tidak mau kecolongan.