Segenap anggota TNI Angkatan Laut berkabung. Juga segenap anggota TNI dan Polri. Bahkan seluruh warga bangsa. Ucapan dukacita muncul dari berbagai kalangan. Â Sayangnya ada segelitir netizen yang kehilangan rasa empati dan simpati, dengan berkomentar/opini sembarangan, salah satunya justru oknum polisi. Â Baca juga: Sule Sutisna, Nathalie Holscher, dan EGP
*
Menurut Tika Bisono, seorang psikolog, komentar dan lelucon tidak senonoh/negatif sejumlah orang atas tenggelamnya kapal selam Nanggala - 402 menunjukkan yang bersangkutan tidak punya rasa empati dan simpati.
Dalam Ilmu Psikologi, empati merupakan bagian dari kecerdasan emosi. Mestinya tiap orang punya kecerdasan dan kematangan emosi, sehingga mampu merespons setiap peristiwa yang ada di sekitarnya dengan pikiran positif. Menilik para pelaku rata-rata berusia muda, diduga kematangan emosi mereka masih labil.
Tika Bisono menyoroti kondisi itu dari hasil dari pola asuh, dan latar-belakang cara seseorang dalam mengelola kecerdasan sosial. Proses pengembangan mental bukan hanya berupa belas kasihan, melainkan juga adanya penghormatan, dalam hal ini institusi TNI Angkatan Laut.Â
*
Khusus mengenai penanganan Fajar Indriawan, yang ternyata seorang polisi berpangkat Aipda dan bertugas di Polsek Kalasan, Kabareskrim memastikan akan diproses secara hukum. Komentar negatif yang berkaitan dengan tragedi kapal selam KRI Nanggala-402 mencederai institusinya yang sama-sama bertugas demi NKRI.
Aipda Fajar telah diamankan sejak Minggu (25/4/2021) oleh Polda Daerah Istimewa Yogyakarta, dan tengah menjalani pemeriksaan di Propam Polda DIY. Selain proses pidana, yang bersangkutan juga akan  diproses melalui sidang Kode Etik dan Profesi Polri (KEPP).
Baca juga: Lagu Jelang Sahur, Grup Bimbo, dan Memperbanyak Amal-Ibadah
*
Presiden Joko Widodo mengatakan, kabar tenggelamnya KRI Nanggala-402 mengejutkan seluruh rakyat Indonesia. "Musibah ini mengejutkan kita semua, tidak hanya keluarga 53 awak kapal, keluarga Hiu Kencana maupun keluarga besar TNI Angkatan Laut, tapi juga seluruh rakyat Indonesia," kata Jokowi yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (25/4/2021).