Jangan sangka hanya petugas (keamanan) saja yang suka berlaku arogan. Warga sipil pun tak kurang-kurang garangnya. Dan gilanya, mereka mengaku sebagai petugas/aparat. Peristiwa mutakhir yang terjadi di Palembang memperlihatkan perilaku seperti itu.
Seorang warga sipil, karena suatu alasan, kemudian menganiaya seorang perawat. Bersamaan dengan itu ia mengaku sebagai petugas. Tegasnya, sebagai Polisi. Â Berita hari ini mengungkapkan penangkapan terhadap sosok Jason Tjakrawinata (38). Ia menganiaya perawat Rumah Sakit Siloam Sriwijaya, Pelembang (Jumat, 16/4/2021), bernama Christina Remauli Simatupang. Akibatnya Christina menderita memar di perut dan wajah. Sumber 1/
Beringas, Hilang Akal
Merasa diri kuat secara fisik, dan hebat secara sosial-ekonomi, mungkin menjadi alasan Jason untuk mengumbar amarah. Tanpa menelisik lebih teliti penyebab kemarahannya, ia umbar kekuatan fisik itu untuk menganiaya kaum perempuan.
Sikap beringas itu dilakukan pada bulan Ramadan. Mudah dibayangkan, andai Jason sedang menjalani ibadah puasa, boleh jadi amarahnya dapat diredakan. Apapun alasannya, ia menganiaya, dan itu hanya dalih untuk mendapatkan pembenaran. Padahal konyol. Mungkin kata-kata lebih tepat untuk dalih keberingasannya, yaitu hilang akal. Lalu mata gelap, lalu unjuk kebringasan.
Sangat kontras sikapnya ketika kemudian rumahnya digerebek polisi. Nyali ciut, sikap arogannya seketika runtuh berkeping-keping. Jason tinggal seperti sapi dicocok hidung. Tak berkutik. Pasrah, minta maaf, dan mungkin tinggal meratapi penyesalan. Tidak terlihat sisa-sisa kebrutalannya ketika menganiaya.
Pelaku ditangkap polisi di rumahnya di Villa Kuda Mas, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel, Jumat (16/4/2021) sekitar pukul 21.00 WIB. Sumber 2/
Preseden Buruk, Hukuman
Cerita mengenai perawat yang dianiaya memang bukan sekali ini. Beberapa waktu lalu terjadi. Dan pelakunya, hampir selalu, laki-laki perkasa. Terbaca berita beberapa waktu lalu. Seorang oknum Satpam di Semarang menganiaya perawat karena diingatkan agar mengenakan masker.
Cerita mengenai orang sipil yang mengaku-ngaku petugas juga bukan hanya kali ini. Belum lama di Jakarta, seorang sipil penabrak pengendara motor menodongkan softgun kepada sejumlah orang seraya mengaku sebagai petugas.
Sangat mengherankan arogansi dibungkus dengan kebohongan, bahkan juga dengan mencederai nama baik institusi resmi, yaitu Polri dan TNI.