Hari pertama Ramadan, masih bingung mau menulis apa. Bagus menulis hal-halpenuh hikmah. Tetapi tentang apa? Ah ya, tiba-tiba terbaca mengenai tiga nama yang saling terkait: Lesty Kejora, Siti Badriah, Boy William. Ya, soal konten Youtube yang konyol.
Orang boleh berbeda pendapat, tetapi ketika perbedaan itu diunggah di media sosial, maka hal buruk bisa terjadi. Terkait dengan konten Youtube milik Boy William, menyangkut dua nama pendangdut Lesty Kejora dan Siti Badriah, mungkin pendapat suami Siti Badriah ada benarnya. Sumber 1/
Konten itu konyol. Konyol dari segi pertanyaan tertutup, yaitu menyebut hanya 5 nama penyanyi dangdut. Nama-nama itu Ayu Ting Ting, Nella Kharisma, Siti Badriah, Cita Citata, dan Via Vallen. Sumber 2/
Pertanyaannya, siapa yang suaranya terbaik hingga terjelek. Pertanyaan itu terasa semakin konyol karena Lesty terlalu serius menjawabnya. Kalau saja ia punya sedikit rasa humor, maka ia akan mengubah jumlah penyanyi yang di-rating menjadi 6 penyanyi. Lima nama di atas ia sebut asal-asalan saja. Lalu ia menempatkan dirinya sendiri sebagai penyanyi ke 6, alias penyanyi terjelek.
Konyol lagi dari segi "kesombongan" Lesty untuk mau menjawab. Mungkin ia tidak sepenuhnya sadar, tidak semua penilaian pribadi perlu diumbar ke publik.Â
Ini berbeda ketika Lesty Kejora bertindak sebagai juri dalam ajang pencarian bakat penyanyi dangdut pada sebuah stasiun tv. Tentu di sana ia dianggap punya kapasitas untuk menilai. Dan peserta kontes pun sudah bersiap-sedia dinilai, demi rivalitas dan tontonan serta iklan.
Tapi tidak untuk penilaian umum. Lesty tidak/belum punya kompetensi, dan juga tidak berhak. Celakanya, ia lupa pepatah lama "di atas langit masih ada langit". Dalam konteks ini mungkin ia perlu belajar dari pemain gitar fingerstyle Alip Ba Ta.
Lelaki asal Ponorogo -- Jatim itu namanya mendunia karena permainan gitarnya. Ia "bergeming" meski banjir puja-puji dari penyanyi-musisi-produser musik internasional. Â Ia dengan spontan mengemukakan, "Saya biasa saja, kebisaan saya begini bukan apa-apa tanpa Tuhan," ucapnya. Tambahnya lagi, "Ini pemberian-Nya. Apa sih yang perlu saya banggakan? Ini karunia Tuhan, bukan karena saya hebat." Sumber 3/
Konyol ketiga, ketika Siti Badriah coba "menanggapi dan membela diri" justru di-bully oleh fans berat Lesty Kejora. Para fans sepertinya tidak melihat "sisi buruk" dari keterusterangan omongan Lesty. Bukan hanya menyakiti hati, tetapi boleh jadi berakibat para urusan kelancaran rezeki.
*
Tentu Lesty baru menyadari bahwa penilai seseorang itu tidak segampang tampaknya. Terlebih bila penilaian itu sekadar menyebutkan hitam-putih, tanpa konteks, tanpa persyaratan, dan lainnya. Meski bersuara "jelek" Siti Badriah toh sudah lama eksis sebagai penyanyi dangdut. Bahkan beberapa lagunya menjadi sangat popular.
Tentu ia punya penggemar sendiri, punya pangsa pasar berbeda. Dan memang begitulah, rezeki diatur sepenuhnya oleh Allah. Penyanyi dengan suara jelek pun kebagian, karena pasti ada hal-hal baik yang dimilikinya. Mungkin cara berpakaian, sopan-santun, wawasan, ilmu agamanya, kehidupan pribadinya, dan seterusnya.Â
Kesadaran lain, mungkin Lasty perlu memiliki asisten tersendiri untuk menyeleksi pertanyaan maupun jawaban (selain mengatur urusan tempat-waktu-durasi dan lain lain) ketika diajak seseorang mengisi konten Youtube. Sebagai seorang penyanyi yang punya banyak kegiatan (selain presenter, wirausahawan, kuliah, dan entah apa lagi) pasti makin sempit saja waktunya. Salah bicara-besikap-berbuat bisa fatal akibatnya. Simpati dapat seketika berubah antipasti. Bila hal itu terjadi dapat berarti kesuksesan terkendala/terbatasi, atau bahkan tertutup/terpuruk ke depannya.
*
Konyol paling besar ada pada diri Boy William. Kalau bicara "baik dan buruk/jelek" maka itu berarti kesimpulan akhir. Opini yang didapat dari sejumlah kesimpulan. Padahal apapun itu di dunia ini hanya Allah yang punya otoritas menentukan secara absolut, manusia hanya boleh menduga-duga. Dan itu sebabnya apapun yang bernuansa "prasangka buruk" selalu bernilai lebih buruk dibandingkan dengan berprasangka baik.
Hobi berprasangka buruk kemungkinan besumber dari hati, hati yang kotor. Selalu berusaha berprasangka baik (berpikir dan menilai serba baik untuk hal-hal yang tidak tahu persis ihwalnya) perlu dibiasakan. Â Dalam hal ini Lesty Kejora mendapat pelajaran sangat berharga dan mahal Maka sudah sewajarnya ia dengan penuh kesungguhan meminta maaf.
Bahkan untuk mengunjukkan rasa penyesalannya atas ucapannya itu, akan sangat baik ia berusaha melibatkan Siti Badriah dalam beberapa pekerjaan yang dilakukannya.  Hal itu mudah-mudahan meredakan kegeraman  Siti Badriah, suami, maupun keluarga besarnya. Sekaligus meredakan bully-an fans berat Lesty yang mata buta itu.
Satu hal lagi, orang-orang beken yang dikontak Boy William (untuk konten Youtube-nya) ke depannya harus ekstra hati-hati oleh jebakan pertanyaan yang konyol semacam itu.
Penutup, seperti nasihat di atas, maka penulis akan berprasangka baik pula untuk nama-nma di atas. Rupanya Lesty Kejora dan Boy William ingin mengangkat nama Siti Badriah yang mungkin tidak secemerlang namanya. Mudah-mudahan kata "maaf" Lesty disertai kesungguhan hati. Mungkin dalam bentuk "collab" yang saling menguntungkan.Â
Selalu ada hikmah di balik sebuah peristiwa. Hari pertama Ramadan ini, pada hemat penulis, kiranya ihwal membuat konten di media sosial (tulisan, gambar, wawancara) perlu perhatian khusus agar tidak berakibat buruk. Wallahu a'lam. ***
Cibaduyut, 13 April 2021 / 1 Ramadan 1442
Baca juga tulisan menarik sebelumnya:
mencuri-start-mudik-dan-perbedaan-awal-ramadan-salat-subuh
kolaborasi-dengan-teman-lama-bikin-buku-jejak-orang-jawa-di-nc
puaskan-dulu-dahagamu-sebelum-ramadhan-tiba
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H