Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Puaskan Dulu Dahagamu, Sebelum Ramadhan Tiba

9 April 2021   10:13 Diperbarui: 9 April 2021   10:15 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kenyang seseorang tak akan berpikian macam-macam mengenai makan dan minuman. Ia tidak terdoga dengan makanan yang paling lezat sekalipun. Tetapi ketika lapat dan haus mendera, seketika timbul berbagai keinginan. Dari aroma makanan, penampakan makanan, hingga melihat seseorang yang dengan lahap dan sangat antusias makanan sesuatu dapat seketika selera makan timbul tak terbendung.

Saat-saat seperti mudah dimengerti bila sering muncul saat kita menjalani puasa Ramadhan. Untuk oang-oang yang berpuasa Senin-Kamis, atau puasa sunah lain, sering denanmudah mengabaikan godaan kecil semacam itu. Tetapi pada puasa Ramadhan sungguhnya tidak mudah. Sebab sebulan penuh berlapar-lapar dan berhaus-haus pada sepanjang siang itu berlangsung.

Jdi seumpama kita tergiur oleh aroma-rasa dan sensasi sekadar cendol dengan es serut dan sirup merah menyala misalnya, sementara siang tarik, tenggorokan kering kerontang, mata berkunang-kunang lantaran kepanasan dalam perjalanan, siapa juga yang bakal tahan?

Maka sebelum Ramadhan tiba, sebaiknya cepat-capat cari penjual cendol dengan es serut dan sirup merah daerah. Atau minuman lain sesuai selesai. Puaskan dulu dahagamu sebelum masa berpantang itu tiba pada akhirnya.

Aneka jenis makanan biasanya (dalam pandangan saya) tidak terlalu menggoda orang berpuasa. Tetapi aneka jenis minuman segar, terlebih minggu-minggu mendatang bakal kemarau panjang membakar siang yang panjang, bakal menjadi penggoda nomor wahid.

Es brenebon di Manado, Es goyobod bila di Bandung, Es kopyor (juga gado-gadonya) bila di Pasar Beringharjo Yogya, dan berbagai sajian es yang sangat menggoda selera pada siang hari. Ada lagi nama-nama es legendaris, yaitu es doger Cirebon, es dawet Banjarnegara, es podeng Madura, es teler Sukoharjo, es pallu butung Makassar, es nona Pontianak.

Oya, kenapa harus minuman, dan es pula? Ya, sebab bila minuman lain, apalagi makanan, setelah berbuka masih sama enak diminum dan dimakannya.  Sedangkan es dengan berbagai variasinya ak tergantikan nikmatnya jika siang panas tarik dan di tengah rasa kehausan pula pada siang hari bolong.

es brenebon/kacang merah manado - itzmycreativity.blogspot.com
es brenebon/kacang merah manado - itzmycreativity.blogspot.com
Ada tingkat-tingkatan kualitas orang berpuasa Ramadhan. Pertama, berpuasa tapi hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Sebab nilai ibadah tidak diperoleh. Kedua, berpuasa sekadar menanggalkan kewajiban. Artinya, melakukannya secara standar dan pas-pasan.

Ketiga, berpuasa dengan kesadaran penuh mendapatkan manfaat besar pada tubuh karena sekurangnya 8 jam menahan diri dari makan-minum dan hal lain yang membatalkan puasa (salah satunya berhubungan suami-isteri pada diang hari); dan penuh harap mendapatkan pahala puasa.

Sangat manusiawi seseorang yang merasakan lapar dan dahaga mendapatkan pengaruh fisik dan psikhis tertentu. Selama berpuasa tubuh kita ibarat mesin sedang dilakukan overhaul atau turun mesin, dilakukan pembenahan alias maintenance. Dengan itu fungsi organ-organ dalam tubuh diperbaharui. Itu mengapa berpuasa berarti mencari sehat.

Orang yang berpuasa dengan ikhlas dan berpengharapan baik akan menikmati rasa lapar itu sendiri. Dan bersamaan dengan itu tak terasa urusan perut justru tidak mengganggu. Hari-hari biasa karena urusan perut bagi seorang bujangan harus memikirkan makan apa, makan di mana, punya uang berapa, dan seterusnya. Orang berpuasa tidak perlu memikirkan halal-haram makanan-minuman yang akan dikonsumsinya, tidak perlu memilih-milih, tidak perlu pergi ke suatu tempat untuk mendapatkannya, dan seterusnya.

Setelah makan muncul persoalan: perut terasa tidak nyaman, kekenyangan, ingin cepat-cepat mencari toilet, mau merokok harus ke luar ruangan agar tidak mengganggu orang lain, dan seterusnya.

Hal-hal seperti itu tidak lagi menjadi masalah bagi orang-orang yang berpuasa. Tenang, dan santai saja. Beban pikiran pun berkurang, tidak repot oleh rutinitas setiap jelang jam makan. Itu sebabnya bila berpuasa diisi dengan bekerja dan beribadah dapat dilakukan sama-sama khusuknya. Dan insyaa Allah hasilnya akan lebih baik dan berkualitas.

es goyobod bandung - lifestyle.okezone.com
es goyobod bandung - lifestyle.okezone.com
Kembali pada tema, makanan sebelum puasa. Untuk anak-anak dan remaja kira masih menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan. Itu sebabnya para ibu sudah bertanya-tanya kepada putera-puteri mereka soal menu berbuka sehari sebelumnya.

Yah, sangat penting membicarakan menu makanan pada malam hari. Itu untuk menghindarkan membicarakannya pada pagi atau siang hari sebelum membuatnya. Sebab dengan membicarakan makanan/minuman maka spontan akan membayangkan rasa-aroma dan nikmatnya. Dan pikiran seperti itu disadari atau tidak, mengganggu kekhusukan berpuasa.

Tidak terbayangkan bagaimana dengan orang-orang yang entah sengaja atau tidak menyetel acara masak-mamasak pada siang hari pada bulan Ramadhan. Entah orangnya yang kurang perhitungan, atau stasiun televisi yang kehabisan kreativitas membuat tayangan siang hari selama bulan suci tersebut.    

Namun, bagi keluarga yang sangat agamis, menu apapun itu merupakan urusan ibu saja. Sesekali dibantu anak perempuan. Selebihnya terserah ibu saja. Ibu sudah sangat hafal variasinya. Disesuaikan dengan harga-harga di pasar, kerumitan proses pembuatannya, porsi yang sesuai untuk seluruh anggota keluarga, dan  hal-hal lain.

Jangan sampai nilai-nilai ibadah Ramadhan justru terkikis oleh urusan makan-minum dari hari ke hari. Jangan sampai hari-hari terakhir ditambahi pula dengan kesibukan memilih busana Lebaran. Jangan sampai hanya memikirkan mengenal mudik dan berwisata selepas Idul Fitri.

Dengan kesibukan itu bisa jadi mengabaikan kekhusukan ibadah, keikhlasan berderma, perjuangan mendapatkan istikomah salat tarawih dan upaya meraih lailatul qadar, mengabaikan pentingnya ber-'itikaf terelbih pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Sangat sayang bila 24 jam sehari selama sebulan yang kita miliki tidak kita digunakan untuk mati-matian mengejar status sebagai orang bertakwa.

Kewajiban berpuasa selama Ramadhan semata untuk mengejar status menjadi orang bertakwa. Begitu isi surah Al Baqarah ayat 183 sebagai dasar landasan setiap muslim/muslimah berpuasa Ramadhan.

Nah, mari kita berharap sampai Ramadhan 1442 mendatang masih diberi umur dan kesempatan, masih dianugerahi sehat dan bugar, serta mampu melaksanakan amal-ibadah terbaik. Aamiin. ***

Cibaduyut, 9 April 2021 / 27 Sya'ban 1442
Sugiyanto Hadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun