Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Korona, Masjid dan Fasilitas Keakhiratan, serta Ajakan Singgahlah

5 November 2020   23:36 Diperbarui: 7 November 2020   05:56 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korona mengharuskan berbagai kegiatan dikurangi. Banyak orang bertahan di rumah saja.  Namun, kalau terkait dengan ibadah banyak muslim tidak mau meninggalkan masjid.

Sempat beberapa waktu dilakukan penutupan ibadah berjamaah di majid. Itu pada awal merebaknya korona. Tetapi setelah sekitar 3 bulan, kegiatan masjid kembali dilakukan. Hingga saat ini. Ada yang jamaahnya bebas: tanpa penutup hidung dan mulut dan jarak berdekatan. Kondisi begini terutama pada masjid dengan jamaah terbatas.

Masjid lain masih ketat mengikuti protokol kesehatan. Masuk masjid diperiksa suhu badan, lalu kedua telapak tangan disemprot cairan penyanitasi tangan (hand sanitizer). Diberi masker untuk jamaah yang tidak mengenakannya. Di dalam masjid karpet digulung,  jarak antar jamaah sekitar 30 sentimeter ke samping kiri-kanan.

*

Sibuk, Khusuk

Masjid karenanya menjadi pusat kegiatan dan kesibukan. Terutama jelang dan sesudah salat wajib berjamaah.

Ada warga yang pergi-pulang ke masjid dengan berjalan kaki, ada yang naik sepeda atau sepeda motor. Tergantung kebutuhan dan kesanggupan. Bila ingin mendapatkan pahala (langkah kaki kanan) maupun ampunan (langkah kaki kiri) dianjurkan berjalan kaki ke masjid. Tentu bila tenaga, jarak, dan waktu masih memungkinkan.   

Maka bagi setiap muslim, tidak ada alasan untuk tidak ke masjid. Khusus untuk pensiunan pilihan berjalan kaki sangat menyehatkan. Terlebih bila di dalam rumah dihabiskan untuk duduk. Jelang salat  Subuh udara bersih dan segar. Sepanjang jalan bolehlah dilakukan senam ringan. Tarik nafas dalam, tahan sebentar, lalu embuskan melalui mulut.  Gerakkan kedua lengan naik-turun, gerakkan telapak tangan seperti sedang meremas-remas, gerakkan leher angguk-geleng. Sambil terus berjalan pelan-pelan.

Saat pergi dan pulang terbuka kesempatan berolahraga ringan. Bahkan saat melakukan salat berjamaah pun bernilai gerak badan. Berdiri tegak, jangan bongkok. Kedua kaki ambil jarak selebar bahu. Kepala tegak, dan mata menatap lurus ke arah tempat sujud. Konsentrasi pada bacaan salat. Lalu rukuk, luruskan pinggang. Kembali tegak. Lalu sujud. Dan seterusnya.

Saat duduk diantara dua sujud, tekuk jemari kaki kanan, telapak kaki kiri untuk tumpuan. Lalukan penuh penghayatan dan kekhusukan. Halau segala pikiran di luar itu.

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun