Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keikhlasan Kompol Sukiyono, Wakafkan Tanah 1,5 Hektar, dan Santri Pensiunan

7 September 2020   12:09 Diperbarui: 7 September 2020   12:17 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para pensiunan mungkin kelahiran tahun 60-an hingga 80-an. Pada saat itu lembaga pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak, hingga madrasah ibtidaiyah, tsanawiyah, hingga aliyah, maupun pondok pesantren, tidak sebanyak sekarang.

Saat itu syiar agama tidak segencar satu atau dua dasawarsa terakhir. Itu sebabnya banyak pemeluk Islam yang awam. Bahkan baca-tulis huruf Arab pun pada saat itu banyak terkendala.

Maka pilihan santri pensiunan, seperti yang dikehendaki Kompol Sukiyono, merupakan salah satu cara untuk mengembalikan para senior yang secara ilmu dunia cukup mumpuni, tetapi untuk ilmu keakhiratan barangkali setingkat SD pun belum lulus.

*

Berbagai pujian dan tanggapan positif diterima Kompol Sukiyono. Dari kolega, atasan, maupun berbagai pihak yang mengenal kedermawanannya. Tidak terkecuali pujian dari guru ngajinya.

Ketua Yayasan Al Hikmah Nurul Ilmi Semarang (Ahnis), sekaligus pengasuh pondok pesantren, KH Drs Abidin Ibnurus MSi mengungkapkan terharu ketika ada salah satu santrinya, Kompol Sukiyono mengikhlaskan tanahnya untuk diwakafkan dan dibangun sebagai pondok pesantren.

Ikhlas menjadi salah satu dasar keimanan. Dengan itu nilai ibadah dan amaliah seseorang menjadi sempurna dan bernilai agama. Sebaliknya tanpa ikhlas maka semua berbuatan baik seringkali diniatkan untuk riya', pamer, sombong, dan mencari sekadar pujian dari manusia. Nilai pahalanya pun kecil, bahkan hilang sia-sia.

Kalau bukan karena rasa ikhlas yang tinggi mungkin bukan 1,5 hektar tanah yang diwakafkannya.

*

Para pensiunan maupun para pegawai/karyawan yang masa kerjanya mendekati pensiun pasti perlu pondok pesantren seperti belum ada. bagi yang merasa ilmu agamanya kurang memadai, pintu terbuka untuk mengejar ketertinggalan. Ungkapan lama tetap relevan: tidak ada kata terlambat untuk belajar, kewajiban menuntut ilmu dari ayunan hingga (sesaat sebelum beristirahat di) liang lahat.

Mungkin satu atau dua tahun ke depan pondok pesantren di atas tanah Kompol Sukiyono telah siap menampung para pensiunan dari seluruh pelosok tanah air. Catat saja, Pondok Pesanten Al Hikmah Nurul Ilmi Semarang, lokasinya di Sumurejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun