Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Solutif ala Bu Tejo, Sosok Solusional, dan Klinik Aborsi

30 Agustus 2020   22:59 Diperbarui: 30 Agustus 2020   22:57 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adapun rujukan kata "solutive" dalam bahasa Inggris termasuk kata yang obsolete (usang) dan bermakna (terjemahan bebas): bersifat memperlancar buang air besar. Jadi, selain sebutan tokoh Bu Lurah yang tidak pas (mestinya Bu Kades), pilihan kata "solutif" pada dialog pun keliru. Sayangnya, kata itu sudah banyak disitir media, dan itu berarti menyebarluaskan kesalahannya (termasuk tulisan ini. . . heheh).

*

Lepas dari kesalahan penggunaan kata solutif (yang mestinya solusional), memang penting kita menjadi sosok solusional. Menjadi bagian dari pribadi pemecah masalah, bukan pembuat masalah.

Orang akan sangat bersyukur tatkala sukses-senang-menang. Sebaliknya, sulit bersabar bila gagal-sedih-kalah. Tanda-tanda orang tidak bersabar mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari: kasus korupsi-kolusi-nepotisme, menghalalkan segala cara, ke dukun, cari pesugihan, bahkan membunuh dan bunuh diri.

Sebab kehidupan ini merupakan perputaran roda kehidupan. Seperti halnya musim penghujan dan kemarau, siang dan malam, dan peredaran benda-benda langit. Termasuk bumi. Apapun berputar, berganti. Namun, saja hak prerogatif Allah untuk mengatur dan menentukan apa yang dikehendakiNya di luar akal dan logika (apalagi kemauan) manusia.

Dalam bahasa agama ada janji Allah berupa kemudahan (solusional, setelah kita menghadapi kesulitan), yaitu dalam QS. Al-Insyirah, ayat 5 dan 6. Yang artinya: "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." Dilanjutkan dengan ayat (yang bunyinya sama): "Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." 

*

Tulisan ini perlu penulis kaitkan dengan dua peristiwa kriminal, yaitu terungkapnya pembunuhan Hsu Ming Hu (52, warga negara Taiwan, pemilik pabrik rati) dan klinik abosi, serta satu peristiwa solusional.

Tersangka pelaku SS (37), mantan karyawati yang kemudian menjadi sekretaris pribadi. SS berdalih sakit hati karena dihamili, lalu Hsu minta kandungandigugurkan. Tetapi belakangan SS ditelantarkan.

Penelusuran polisi soal pengguguran kemudian mengungkap kasus lain yang tak kalah besar, yaitu ditemukannya klinik aborsi. Setahun terakhir klinik yang berlokasi di Jakarta Pusat itu telah mengaborsi tak kurang 2 ribu bayi.

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun