Banyak orang yang mempertanyakan mengenai kebijakan pasar buka tapi masjid tutup. Dan kini jawaban mulai terbuka: pasar ditutup, dan masjid dibuka.
Memang tidak dapat dihindari penularan terjadi di pasar. Sedangkan di pasar swalayan pun kerumunan masih ada, apalagi di pasar tradisional. Di mall, pasar swalayan, dan supermarket, ada petugas khusus yang menangani pendeteksian suhu tubuh pengunjung. Tetapi di pasar tradisional tidak.
Bahkan khusus di Bandung, sejumlah pasar tradisional bukan terletak pada satu lokasi tertentu, melainkan sepanjang tertentu. Entah di mana pintu masuk dan keluarnya. Pedagang dan pembeli berbagi lahan jalan dengan para pengguna jalan. Bukanya pun ada yan gmulai engah malam.
Bahkan, meski pasar tradisional punya lokasi tertentu saja, beberapa masih meluap dan meluber sampai ke trotoar dan ke jalan. Itu belum terhitung parkir motor, becak, gerobak, mobil, dan lainnya. Entah bagaimana cara pengaturan pasar di Kota Bandung, memang tidak mudah.
Dan itu barangkali yang menjadi penyebab sejumlah pedagang tertular Covid-19.
*
Akibat tertularnya 4 orang pedagang maka mulai Selasa (9/6/2020) 3 pasar tradisional ditutup. Ketiganya, yaitu Pasar Pasar Leuwipanjang, Sadang Serang, dan Haurpancuh. Â Selama 14 hari ke depan ketiga pasar tersebut ditutup. Kecuali para pedagang kaki lima, karena kegiatan mereka bukan di bawah naungan PD Pasar.
Wali Kota Bandung Oded M Danial menyebutkan pedagang yang dinyatakan positif tersebut merupakan hasil dari rapid test hingga swab test atau Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dilakukan pemkot selama fase pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Berdasarkan temuan itu, Dinas Kesehatan langsung melakukan pengetesan kepada seluruh pedagang yang berada di tiga pasar tersebut.
Penutupan pasar diharapkan menjadi perhatian bagi masyarakat Kota Bandung. Pelajarannya, meski hanya satu orang warga pasar yang dinyatakan positif tertular corona, penularannya dapat medliputi  keseluruhan pedagang maupun pengunjung.
*