Khusus bagi warga yang kondisi kesehatannya kurang baik, yaitu  demam tinggi dan flu; diimbau tidak memaksakan diri datang ke masjid. Dengan demikian langkah antisipasi penyebaran virus Corona dilakukan dengan penuh kesadaran dan disiplin.
*
Tidak ada yang perlu dipertentangkan, dan terlebih untuk sekadar mencari kambing hitam. Â Jangan terprovokasi ungkapan kurang bijak seorang dokter, yaitu dr Diana Hidayat Nur Wahid yang viral di grup WA. Entah fakta atau hoaks pernyataan itu, bunyinya begini:
"Ibu-ibu yang saya sayangi. Lebih baik ibu2 dan keluarga tinggal di rumah, jangan "tertipu" istilah new normal (karena new normal sendiri ditujukan untuk menghidupkan ekonomi, bukan untuk menghidupkan manusia). Dst, dst . . . . . . ."
Sudah tepat kata tertipu diberi tanda petik dua/ganda. Maksudnya, kata itu digunakan tidak dalam arti sebenarnya. Tetapi mengapa frasa -menghidupkan manusia- tidak diberi tanda yang sama?
Apakah begitu kejinya pengambil keputusan sehingga lebih memilih mengorbankan manusia daripada ekonomi? Apakah dengan mengorbankan ekonomi tidak berarti mengorbankan lebih banyak manusia? Apakah itu berarti dr Diana HNW sudah tahu berbagai peristiwa yang belum terjadi?Â
Tapi mari kita berprasangka baik saja. Jangan karena berbeda pandangan politik terus ngelantur. Berbaik sangka itu lebih baik. Dan demikian pula Allah menghendaki. Termasuk betapa sebenarnya tidak mudah mengatasi pandemi Covid-19 saat ini. Wallahu a'lam. ***
Sekemirung, 10 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H