Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Undangan Reuni, Antara Rindu dengan Malu, dan Silaturahim Virtual

25 Mei 2020   23:29 Diperbarui: 26 Mei 2020   08:13 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi silaturahim online/virtual - style.tribunnews.com

*

Agaknya Allah mengetahui keluh-kesah para penghobi reuni tetapi kekurangan sarana-prasarana untuk mewujudkannya. Maka diturunkanlah wabah virus Corona. Bukan hanya pada satu dua negara, tetapi merata pada hampir semua negara.

Covid-19 membuat semua orang harus mawas diri akan bahasa virus. Puluhan tahun lewat virus beberapa kali berulah, dan mampu menghilangkan nyawa hingga belasan/puluhan juta penduduk dunia. Kini pun sudah cukup besar, tetapi belum sampai angka jutaan.

Nah, salah satu antitipasi penyebaran yaitu social dan physical distancing. Orang dapat saja bertemu tanpa harus berentuhan, saling berjauhan, menggunakan kelengkapan masker dan kaus tangan. Komunikasi personal maupun komunitas dapat dilakukan dengan menggunakan sarana online.

Dulu cukup menggunakan telepon. Sekarang lengkap dengan virtual, yaitu video call secara personal atau grup, menggunakan WhatsApp, Line, Skype, Zoom Cloud Meeting, Google Meet atau Hangouts.

Kemarin malam (24/5/2020) penulis dengan keluarga besar (kakan-adik dan anak -- mantu) mengadakan silaturahim virtual menggunakan Google Meet. Peserta sekitar 15 orang/keluarga. Baru pertama kali, hasil lumayan, tetapi masih kurang mulus dalam pengaturan audio.

Besok pagi (26/5/2020) teman-teman reuni SMA akan mengadakan reuni virtual menggunakan Zoom Cloud Meeting. Pesertanya sampai saat ini mendekati 50 orang (untuk satu wilayah). Bila dua wilayah lain diikutsertakan diharapkan mencapai 100 orang peserta. Pasti ramai, dan mudah-mudahan lebih tertib karena beberapa peserta (dalam angka pekerjaan/bisnis mereka) sudah akrab menggunakannya.

Aktivitas virtual itu selain urusan kuota, tidak ada lagi yang lainnya. Soal hidangan (makan/minum) disediakan sendiri-sendiri, ongkos transportasi tidak ada. Mudah-mudahan reuni di tengah wabah nanti cukup memadai sebgai "tombo kangen" (pengobat rindu) pada teman lama, dengan tetap menjaga protokol kesehatan

*

Reuni dan silaturahim Idul Fitri memang perlu, tapi menjaga kesehatan harus diprioritaskan. Terlebih para anggotanya sudah dalam ketegori manula yang rawan penularan virus Corona bila masih nekat melakukan "kopi darat" (ungkapan para angkasawan) sebagaimana biasanya.

Rindu silaturahim kali ini mendapatkan jalan keluar dengan memanfaatkan teknologi online/virtual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun