Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Firdaus Ancam Bunuh Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar, Ada Apa?

16 Mei 2020   19:10 Diperbarui: 16 Mei 2020   19:08 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika amarah tak terkendali seseorang dapat melakukan apa saja. Dari mulai ngamuk, mata buta, histeris, hingga mencaci-maki dan melakukan ancaman pembunuhan terhadap orang lain yang menyebabkannya kalap.

Itu mungkin yang terjadi pada sosok Firdaus. Padahal ia bukan orang sembarangan. Firdaus merupakan Wakil Bupati Aceh Tengah. Dengan kata lain antara Firdaus dengan Shabela Abubakar (Bupati Aceh Tengah) merupakan pasangan kepala daerah. Pasangan Bupati dan Wakil Bupati.

Menurut Bupati Aceh Tengah Shabela Abubakar ancaman pembunuhan yang dilakukan Firdaus tersebut, menurutnya dilakukan pada Rabu (13/5/2020) malam. Saat itu, sedang diselenggarakan rapat kedinasan di ruang tamu Pendopo Bupati mengenai penyebaran virus corona dan bencana banjir.

Miris, prihatin, memalukan. Entah siapapun yang memulai, dan lepas dari persoalan apapun. Tindakan mengancam pembunuh jelas merupakan tindakan kriminal.

*

Pasangan Bupati dan Wakil dipercaya pemilih dealam Pilkada untuk bekerja keras membangun daeerah dan menyejahteraakan rakyat.

Bukannya bersinergi, bahu-membahu, dan bekerja sama yang baik-baiknya untuk mewujudkan visi-misi mereka ketika berkampanye supaya dipilih rakyat, melainkan justru bertikai. Entah penyebabnya apa, dan siapa yang memulai, hubungan amburadul diantara mereka, tetapi ancaman pembunuhan itu nyata. Dan tak urung peristiwa itu pun berujung pada pelaporanke pihak Kepolisian.

Tentu dulu ketika dalam proses Pilkada kampak dan seiring-sejalan, saling puji, dan menampakkan keharmonisan. Tapi rupanya para pemilih terkecoh, sebab setelah terpilih mereka memperlihatkan wajah asli: bersitegang dan berkonflik gara-gara persoalan proyek.

*

Ya, masalah penanganan proyek yang menjadi ujung-pangkal persoalan. Setidaknya itulah versi Firdaus. 

Emosi Firdaus memuncak lantaran adanya perasaan dirinya sebagai Wakil Bupati tidak dianggap, alias tidak diperhitungkan.

Adapun terkait proyek yang dipersoalkan, ia menilai ada sejumlah proyek di sejumlah instansi yang angkanya mencapai Rp 17 miliar. Proyek tersebut telah ditayangkan oleh Unit Layanan Pengaduan (ULP) Pemkab Aceh Tengah tanpa sepengetahuan dirinya.

Padahal sejak awal menjabat diantara pasangan itu (menurut Firdaus) sudah ada kesepakatan dalam pembagian penanganan proyek. 

Adapun terkait dengan lapaoran ke Polisi, Wakil Bupati Aceh Tengah Firdaus mengaku siap menghadapinya. Bahkan ia mengancam akan ganti melaporkan Bupati mengenai persoalan lain.

*
Menanggapi konflik antara Bupati dengan Wakil Bupati Aceh Tengah Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Aceh, Yunia Shofiasti, Kamis (14/5/2020) menyayangkan kejadian tersebut.

Menurut Yunia,  kepala daerah dan wakil kepala daerah Aceh Tengah seharusnya berempati terhadap kondisi masyarakat di tengah tekanan Covid-19 dan banjir bandang yang melanda Aceh Tengah sehari sebelumnya.

DPD PDI Perjuangan Aceh, sebagai partai pengusung, akan memanggil kedua belah pihak dan meminta klarifikasi. Ia berharap Bupati dan Wakil Bupati dapat berdamai, melakukan rekonsiliasi, demi kemajuan Aceh Tengah.

*

Perselisihan antara Bupati Aceh Tengah, Shabella Abubakar dengan wakil bupati Aceh Tengah, Firdaus mendapat sorotan berbagai pihak, bahkan menjadi konsumsi media nasional.

Hal yang biasa ketika ada ketidakcocokan antara kepala daerah dengan wakilnya, baik Gubernur - Wakil Gubernur, Bupati - Wakil Bupati, Wali Kota - Wakil Wali Kota, tetapi  disembunyikan. Bukan mahal diumbar, dan terkesan terlontar tanpa kendali.

Tentu saja peristiwa tersebut mendapat perhatian media nasional. Dan sudah selayaknya menjadi pembelajaran semua pihak, baik parpol sebagai pengusung para kepala daerah maupun masyarakat pemilih.

*

Banyak sudah dibahas untung-rugi kepala daerah dipilih satu paket. Jarang dari satu parpol, yang paling sering dari dua parpol berbeda. Itu berarti demi jabatan dan kursi terdapat dua orang dari latar-belakang parpol berbeda harus menyatu selama 5 tahun masa pemerintahan.

Akibatnya sering sangat fatal. Selain tidak harmonis, saling jegal dan telikung. Kini terjadi ancaman pembunuhan antara satu dengan lainnya.

Persoalan besar muncul, kapan mereka menyejahteraan rakyat bila sibuk bertikai sendiri, demi kepentingan dan ambisi maupun emosi sendiri. Kepala daerah seperti ini tidak perlu dipilih, dan apalagi diperpanjang.  

Pilkada pada masa mendatang mengharuskan parpol hanya mengusung pasangan yang diuyakini mampu berjalan seiring, tidak temperamental, dan apalagi yang punya agenda masing-masing tanpa dapat dikompromikan.

Khusus mengenai sifat dan sikap emosional yang berlebihan tentu ada rekam jejak yang dimiliki tiap-tiap calon kepala daerah yang dapat dijadikan ukuran dipilih atau tidaknya seorang calon kepala daerah oleh masyarakat pemilihnya.

*

Lepas dari seberat dan sepelik apapun persoalan yang ada, kita berharap Bupati Aceh Tengah dengan Wakil Bupatinya dapat berdamai, rukun, dan penuh saling pengertian. Mudah-mudahan selanjutnya mereka mau berjanji untuk saling memperbaiki sikap dan kinerja sehingga kepentingan dan kesejahtereaan rakyat diprioritaskan.

Itu saja. Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam. ***

Sekemirung, 16 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun