Ya, sudah tercyduk alias diamankan Polisi meski sempat melarikan diri. Bahkan sempat membuat unggahan mengejek: "Akan menyerahkan diri ke Polisi. Tapi bo'ong".
Tak lama setelah tertangkap segera dibalas netizen dengan unggahan bernada sama: "Sebentar lagi bebas. Tapi bo'ong. . . .!"
Begitulah memang nasib yotuber Ferdian Paleka yang pengecut itu. Sudahlah bikin salah, coba-coba melarikan diri pula. Jangan-jangan dalam pelarian ia sempat bikin aneka unggahan prank dengan nada sama: "Tapi bo'ong". Tapi kali ini tidak, dengan wajah seolah tak bersalah dan tatapan kosong, ia akan segera tahu berapa tahun harus mendekam di penjara.
Saat ini kebebasan dan kreativitasnya terbelenggu. Sebab tangannya diborgol. Senyum dan tawanya pun tak lagi bebas mengembang. Mungkin ada juga setitik penyesalan, tapi bo'ong. Jadi kuncinya (mohon maaf diksi Bang Anies, Gub DKI, dipinjam sebentar) cari kekayaan dengan cara sembrono, kacau, dan sontoloyo seperti itu tak ada balasannya kecuali bui.
Dan ternyata bukan kali itu saja perilaku amoralnya (ungkapan Pak Gub Jabar Ridwan Kamil) dibeber di youtube-nya. semata untuk meraup subscribers dan views ia melakukan kekurangajaran yang memprihatinkan. Layak ia mendapatkan 'tindakan terukur' ungkap pihak Kepolisian. Dan itu mestinya ada lubang dengan terpaksa di tulang keringnya. Bayangkan sakitnya ketika proyektil dicabut dan prosesnya di rumah sakit tanpa pembiusan. Tapi bo'ong. Ia masih selamat dari tindakan itu. Mungkin belum saja. Setelah di ruang tahanan, atau di penjara, bisa jadi ia akan menjadi 'primadona' di sana.
*
Dengan tercyduknya Ferdian Paleka maka lega dan plonglah hati para emak dan kaum tak berpunya sekarang. Ketika antri panjang hendak menerima bantuan bansos, paket sembako, atau apapun, tidak perlu ada rasa was-was bakal di-prank.
Sulit dibayangkan bila Ferdian Paleka masih berkeliaran di luaran, dan tiba-tiba ia membuat ribuan, bahkan ratusan ribu, paket sembako ala dia. Lalu dibagi-bagikan ke berbagai daerah dengan riang gembira. Padahal isinya tak lebih dari sampah dan batu. Apa yang akan terjadi? Kehebohan dan kegusaran apa yang bakal meletupkan api kemarahan?
Apalagi bila di dalam kardus bingkisan itu ditambahi dengan lembar tulisan: "Selamat menikmati paket sembako ini. Tapi bo'ong." Sebab sampah dan batu semata yang diatur rapi, teratur, dan tidak mencurigakan layaknya paket sembako sungguhan.
Ferdian Paleka pantas ditumpas. Selama berada di penjara para penerima bansos tidak perlu was-was dan curiga. Bahkan para penerima pascel pada Lebaran nanti tidak harus berprasangka buruk akan keaslian isinya.
Mudah-mudahan semua itu bukan karena Ferdian kurang waras, tetapi semata karena  terlalu kreatif da nada sedikit-sedikit gilanya. Mungkin dia pikir bikin materi semacam LOL itu gampang dan murah. Dia pikir bisa gratisan saja. Bo'ong.
Ia telah dipecundangi oleh pikiran dan harapan muluknya sendiri. Ia tertipu sejak dari pikiran. Â Begitulah akibatnya. Jadi pengecut. Dia pikir berhadapan dengan Polisi kaleng-kaleng yang dapat di-prank sesuka hatinya.
*
Pelajaran penting dari Ferdian Paleka yaitu jangan bebuat semana-mena kepada orang lain, siapapun itu. Bahkan kepada binatang pun kita bangsa manusia harus berlaku baik sewajarnya. Kita punya ungkapan "peri kemanusiaan". Janganlah kemudian diucah menjadi "peri kebinatangan".
Tugas kita semua --lepas dari urusan SARA- yang memanusiakan manusia, atau memanusiakan manusia yang lain. Manusia itu dituntut mulia secar akhlak, dituntut sempurna seperti awal penciptaannya, dan dituntut pula mengikuti ajaran agama kita masing-masing yaitu "memayu hayuning bawono". Cari sendiri arti dan maknanya. Â
*
Nah, jadi sekali lagi "kuncinya" perbuatan buruk yang dilakukan Ferdian Paleka jangan diikuti. Masih banyak cara dan tindakan lain kaau semata mencari follower sebanyak-banyaknya. Tanpa harus menyakit hati orang, tanpa harus mengecewakan dan menipu siapapun. Dan kalau ternyata salah segera minta maaf dan menyerah. Jangan malah main petak-umpet.
Satu hal lagi, jangan suka cari yang murah, gratis, dan cuma-cuma. Ingatlah ungkapan lama: tidak ada makan siang gratis. Sarapan mungkin masih ada yang gratis (di hotel, atau di rumah mertua indah), tapi tidak untuk makan siang. Bekerja dan berkaryalah yang baik. Kalau perlu meniti dari bawah, dengan perjalanan panjang sarat suka-duka berpuluh tahun, seperti Didi Kempot sebelum akhirnya menjadi Lord Didi yang dikagumi dan dikangeni para Sobat Ambyar di dalam dan luar ngeri.
Kalau ada yang tetap nge-fans Ferdian Paleka, dan serius hendak meneruskan sepak-terjang lelaki pecundang itu, jangan kaget bila suatu hari akan menyusul "tercyduk". Seperti nasib Ferdian Paleka kali ini. Itu betul, bukan bo'ong. Polisi bukan sedang bikin balasan nge-prank dia. ***
Sekemirung, 8 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H