Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Percakapan Mardimun - Kepala Dusun, dan Tuan Jabrik - Ketua RT

4 Mei 2020   00:23 Diperbarui: 4 Mei 2020   00:20 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mari, Pak RT. Kami sedang gladi bersih. Tinggal seminggu lagi pentas kami. Saya tidak mau gagal memerankan tokoh Icikiwir. Demikian pula isteri saya ini. Ia berperan sebagai isteri Gubernur Icikiwir. Gilanya, sepanjang 2 jam durasi pentas karakter isteri gubernur itu selalu minta cerai."

Pak RT menunduk, lalu ikut duduk. Dan tak berkata apa-apa. Suara-suara warga di luar riuh. Pak RT mengundang mereka masuk, dan semua tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka kecewa berat.

Ya, Tuan Jabrik sedang latihan bersama isterinya.  Mereka sedang bermain drama, pada salah satu adegan dalam lakon "Gubernur Icikiwir Lupa Mengenakan Topeng".

*

Panjang-lebar Tuan Jabrik menjelaskan kepada Pak RT.

"Ooh, begitu, ya? Wah, kayaknya terinsipirasi dengan kondisi sekarang? Kalau boleh tahu, cerita itu di provinsi mana, Tuan Jabrik?"

"Bisa di mana saja. Tapi ini hanya fiksi. Saya hanya memerankannya saja. Denmas Sasmito Ngoyoworo yang menulis naskahnya. . . . . !" ucap isteri Tuan Jabrik menjelaskan.

"Ohh, begitu ya. . . . . !"

Pak RT tidak sempat berbasa-basi, apalagi mencicipi kue dan kopi panas yang terhidang. Hujan turun tiba-tiba dengan lebatnya. Ia ingat punya jemuran. Maka tanpa sempat pamitan Pak RT nyelonong pulang. Orang-orang bubar dengan menggerutu. Kecewa, merasa terpedaya. Ketegangan berakhir hambar. ***

Sekemirung,  4 Mei 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun