"Mari, Pak RT. Kami sedang gladi bersih. Tinggal seminggu lagi pentas kami. Saya tidak mau gagal memerankan tokoh Icikiwir. Demikian pula isteri saya ini. Ia berperan sebagai isteri Gubernur Icikiwir. Gilanya, sepanjang 2 jam durasi pentas karakter isteri gubernur itu selalu minta cerai."
Pak RT menunduk, lalu ikut duduk. Dan tak berkata apa-apa. Suara-suara warga di luar riuh. Pak RT mengundang mereka masuk, dan semua tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mereka kecewa berat.
Ya, Tuan Jabrik sedang latihan bersama isterinya. Â Mereka sedang bermain drama, pada salah satu adegan dalam lakon "Gubernur Icikiwir Lupa Mengenakan Topeng".
*
Panjang-lebar Tuan Jabrik menjelaskan kepada Pak RT.
"Ooh, begitu, ya? Wah, kayaknya terinsipirasi dengan kondisi sekarang? Kalau boleh tahu, cerita itu di provinsi mana, Tuan Jabrik?"
"Bisa di mana saja. Tapi ini hanya fiksi. Saya hanya memerankannya saja. Denmas Sasmito Ngoyoworo yang menulis naskahnya. . . . . !" ucap isteri Tuan Jabrik menjelaskan.
"Ohh, begitu ya. . . . . !"
Pak RT tidak sempat berbasa-basi, apalagi mencicipi kue dan kopi panas yang terhidang. Hujan turun tiba-tiba dengan lebatnya. Ia ingat punya jemuran. Maka tanpa sempat pamitan Pak RT nyelonong pulang. Orang-orang bubar dengan menggerutu. Kecewa, merasa terpedaya. Ketegangan berakhir hambar. ***
Sekemirung, Â 4 Mei 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H