Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mari Berpuisi Saat Berpuasa

1 Mei 2020   06:44 Diperbarui: 1 Mei 2020   07:02 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
puisi dan pena terbuka - englishpoetrytask.wordpress.com

Kata-kata yang muncul dari mulut mereka penuh umpatan, cacian, dan ancam pembunuhan. Entah sudah berapa gelas cairan berasap merek drum atau topi miring mereka tenggak, atau sekadar minuman oplosan yang murah dan mematikan itu.  

Puisi mereka tak perlulah saya tuliskan di sini. Sebab sangat tidak pantas, penuh kebencian dan amarah, serta menakutkan. Bahkan provokasi dan fitnah bertebaran. Muncrat begitu saja seperti darah mereka saat urat mereka terpotong dalam perkelahian.

Bunyi-bunyian lain hanya pedang panjang yang diseret-seret sepanjang gang dan lorong. Atau punya dua pedang berbenturan. Danpaginya mereka teronggok di tengah jalan, di selokan, atau di emperan rumah orang. Ada yang kaku suah menjadi mayat.

Orang-orang yang terbangun karena keributan mereka hanya bisa mengelus dada, sebab bila coba-coba meredakan kegembiraan mereka bisa-bisa pedang melayang sembarangan, mematuki tubuh kita. Itu trauma saya saat masih sekolah di kawasan padat di belakang Jalan Malioboro sana.

Tentu gambaran di ata sisi buru kehidupan. Mereka pun berpuisi. Sedangkan para penyair sejati dapat mengguratkan sisi spiritual mendalam mengenai ironi kehidupan itu, untuk dijadikan cermin, baik dalam bentuk cermin retak atau cermin utuh yang menginpirasi para pembacanya.

Kala sepertiga malam jelang pagi, di tengah suasana hening orang-orang bertahajud, para penyair menorehkan pena untuk sajak-puisi dan syair penuh hikmah, untuk memperindah hakikat kehidupan. Hidup ini sendiri sebenarnyalah jutaan judul puisi, yang harus dengan arif dapat dibaca makna di sebaliknya.

*

Nah, itu gambaran orang-orang yang berpuisi. Sedangkan cerita mengenai orang berpuasa lain lagi sisi menariknya.  

Orang-orang yang berpuasa waktunya tertentu. Hari-hari dan bulan tertentu. Tidak boleh sembarang waktu. Yang paling umum berpuasa Senin-Kamis. Waktu berpuasa seperti nama hari yang disebutkan itu. Setiap minggu, sepanjang tahun, kecuali bulan Ramadan. Ada yang berpuasa Daud, mengikuti kebiasaan Nabi Daud. Yaitu sehari berpuasa, sehari tidak berpuasa, begitu seterusnya.

Banyak orang yang kuat berpuasa meski paeda siang hari bekerja keras? Inilah rahasia niat dan kesungguhan dari beribadah. Satu perasaan yang diliputi rasa syukur dan sabar. Sabarnya yang kala lapar dan haus, kala harus menyingkirkan rasa malas dan ngantuk, kala badan terasa lemah tak beraya. Harus sabar, sabar, dan terus sabar.

Sedangkan rasa bersyukur, bahkan sebelum waktu berbuka tiba, yaitu kala menyadari masih diberi badan sehat wal'afiat, dan justru berpuasa menjadi salah satu penyebab badan kita sehat. sebab justru makanan, apalagi berlebihan dan salah dalam memilih, penyebab datangnya penyakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun