Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Waspadai Penumpang Tanpa Uang, Mereka Bisa Nekat Menipu atau Membunuh

30 April 2020   21:02 Diperbarui: 30 April 2020   20:56 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 remaja komplotan pembunuh sopir taksi online - jabar.tribunnews.com

Nasib buruk harus diterima pengemudi sepeda motor dan sopir taksi online. Mereka sudah berbaik hati mengantar penumpang pada jarak yang sangat jauh, tetapi kejahatan justru mereka terima sebagai ganti.

Itulah ulah para penumpang yang tidak punya uang. Mereka sudah dilayani dan diantar par driver sampai ke tempat tujuan, tetapi ingin gratis. Ada yang sekedar ditinggal kabur. Tetapi ada pula yang tiba-tiba menjadi pembunuh. Ongkos sewa tidak dibayar, pengemudi diperlakukan dengan tidak manusiawi pula.

Itulah yang dialami oleh Mulyono -seorang driver ojek online- di Purwokerto. Ceritanya sempat viral beberapa waktu lalu. Selain tertipu ia juga haruis dikarantina karena kemungkinan tertular virus Corona. Sedangkan nasib Samiyo --seorang pengemudi taksi- lebih tragis. Ia dibunuh dengan sadis di belakang kemudi di Pangalengan Kabupaten Bandung.

Berikut cerita kedua nama tersebut, seperti diberitakan berbagai media.

*

Seorang driver ojol terlalu baik hati untuk membantu orang lain. Bahkan ketika di perjalanan si penumpang berterus-terang mengaku tidak punya uang sama sekali. Ia masih percaya saja akan dibayar pelaku sesuai kesepakatan setelah sampai ke tempat tujuan.

Seorang driver ojek online (Ojol) bernama Mulyono (59), warga Desa Srowot, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menjadi korban penipuan yang dilakukan penumpangnya sendiri, Sabtu (4/4/2020).

Mulyono, ditipu saat diminta untuk mengantarkannya dari Purwokerto ke Solo dengan bayaran Rp 700 ribu. Namun, setibanya di Solo, tepatnya di Kelurahan Banjasari, si penumpang kabur. Ia ditinggal begitu saja.  

Awalnya Mulyono menunggu penumpang di Terminal Bus Bulupitu Purwokerto. Seorang calon penumpang datang. Penumpang minta untuk diantarkan ke Solo, padahal jaraknya mencapai 230 km. jarak yang sangat jauh untuk ukuran sepeda motor. Tetapi Mulyono menyanggupi setelah ada kesepakatan harga.

Mungkin sejak awal si pelaku --yang belakangan tertangkap petugas- memang senagja hendak menipu. Karena hanya dengan cfara itu ia sampai tujuan tanpa mengeluarkan uang. Sedangkan bila naik kendaraan umum harus membayar lebih dahulu. Kalau sopir/kernet kendaraan umum tahu ia tidak punya uang akan diturunkan di jalan.  

*

Cerita lain tentang 4 orang penumpang tanpa uang dialami seorang sopir taksi.

Dengan dalih tidak punya uang untuk membayar sewa taksi yang mereka pakai, sepasang kekasih sejenis menjadi pembunuh. Dalam proses membuang korban pembunuhan, mereka mengajak sepasang kekasih sejenis lainnya. Maka jadilah 2 pasangan sejenis (lesbian) menjadi tesangka dalam kasus pembunuhan itu.

Keempat remaja yang menjadi tersangka pembunuhan tersebut dan kini diamankan Polresta Bandung.  Mereka yaitu ERS alias Iki (15), TGC alias Sela (19), AS alias Riska (20), dan KS alias Risma (18). Para tersangka tersebut merupakan dua pasangan sesama jenis.

Korban pembunuhan seorang sopir taksi, bernama Samiyo Basuki Riyanto (60). Mayat korban ditermukan di hutan pinus Pangalengan Kabupaten Bandung.

Proses pembunuhan terhadap korban sangat kejam, mengerikan, dan sadis. Otak pembunuhan justru remaja yang paling muda diantara mereka, yaitu ERS alias Iki (15).

Apa yang ada di benak Samiyo mungkin sama dengan para pengemudi lain, yaitu memperoleh uang setoran sekaligus pendapatan, setelah dikurangi dengan ongkos bensin. Mungkin ia tidak menyangka sama sekali bankal mengalami hal buruk, terlebih pada penumpangnya adalah para gadis remaja. Tidak terpikirkan, bahwa kondisi tidak uang mampu mengubah perilaku seseorang menjadi sangat kriminal.

*

Para pengemudi angkutan umum, baik ojek maupun mobil online serta kedaraan umum lainnya, harus sangat berhati-hati menghadapi penumpang yang tidak punya uang.

Pengemudi, terlebih yang berusia tidak muda lagi, karena tuntutan kebutuhan sering kurang perhitungan dalam menerima penumpang. Dan hal itu (setidaknya dari peristiwa di atas) mempermudah tindakan para pelaku kejahatan melancarkan aksi mereka.

Mudah-mudahan dua peristiwa di atas menjadi pembelajaran bagi para pengemudi untuk lebih berhati-hati. Bantuan yang diberikan bukannya dibalas dengan kebaikan, tetapi justru keburukan.

Nah, itu saja. Mudah-mudahan kejadian serupa tidak terulangkembali. Untuk Pak Mulyono mudah-mudahan kembali sehat dan mendapat ganti rezeki yang lebih baik dan berlimpah. Sedangkan untuk almarhum Pak Samiyo semoga diterima amal-imannya, dan diampuni semua dosanya, aamiin. ***

Sekemirung, 30 April 2020

Baca juga tulisan menarik sebelumnya:

untaian-kecil-kenangkan-chairil-anwar

membangunkan-sahur-pun-dibubarkan-apalagi-balap-liar-dan-vandalisme

cuma-6-menit-salat-tarawih-berjamaah-23-rakaat-super-kilat

mengambil-hikmah-dari-media-dan-pekerjaan-rumah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun