Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Siswa Belajar di Rumah, Avan Fathurrahman Mendatangi Mereka

22 April 2020   10:43 Diperbarui: 22 April 2020   10:51 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
guru avan fathurrahman mendatangi tiap siswanya,https://jabar.tribunnews.com/2020/04/20/kisah-inspiratif-guru-tempuh-20-kilometer-temui-muridnya-satu-per-satu-karena-mereka-tak-punya-hape?page=all

Untuk mendukung proses belajar jarak jauh kemudian dihadirkan Program 'Belajar dari Rumah' di TVRI. Program itu disiarkan setiap hari pukul 08.00-23.00 WIB. Pembelajaran jarak jauh melalui media televisi nasional tersebut bagi siswa PAUD, SMP, SMA, SMK, guru, dan orang tua.

*
Unggahan Avan Fathurrahman di FB telah dibagi ulang lebih dari 5.200 kali.  Ia mengakui belum mampu menjadi guru yang baik.

Posisinya dilematis, bila mengikuti kebijakan Kemendikbud maka ia harus mengajar jarak jauh. Tujuannya demi  menjarak jarak dan #dirumahaja demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Namun, hal itu tidak mungkin dilakukan Avan. Sebab jangankan kepemilikan smartphone dengan kuotanya, pesawat televisi pun belum semua orangtua siswa  memiliki. Maka demi membantu para orangtua siswa, Avan mendatangi rumah mereka satu persatu.

Total jarak yang ditempuh sekitar 20 kilometer. Jalanan yang dilaluinya merupakan jalan setapak, bahkan ada beberapa rumah yang dapat ditempuh hanya dengan berjalan kaki. Seminggu 3 kali ia berkeliling mengendarai motornya. Adapun biaya bensin untuk sementara ini ia tanggung sendiri.

Sejauh ini usahanya itu sudah sepengetahuan Kepala Sekolah tempatnya mengajar, tetapi bantuan untuk bahan bakar belum ada.

*
Tanpa harus membeda-bedakan tingkat kesulitan dan kerugian yang dialami, dampak buruk wabah Covid-18 merata pada segenap lapisan masyarakat. Mereka yang mengalami dan sekaligus menderita tentu orang-orang dengan ekonomi menengah ke bawah. Sedangkan untuk ekonomi menengah ke atas bisa saja hanya berkurang, atau terhentinya, keuntungan yang diperoleh. Tidak sampai menderita (berkekurangan bahan makanan).

Kelompok ke dua itu niscaya masih mampu mengulurkan tangan kepada kelompok pertama. Dengan begitu masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah sedikit banyak terbantu.

Dalam hal ini dukungan kepada para guru di tempat-tempat terpencil, sebagaimana Avan Fathurrahman di peslosok ujung Pulau Madura.

Nah, itu saja. Dalam hal ekonomi, tidak ada orang yang ingin mendapatkan kesulitan, pun tidak ada orang yang ingin rugi, tetapi keadaan memaksa demikian. Pandemi Covid-19 tidak dapat dipandang sebelah mata. Dampaknya merata ke semua sisi kehidupan. Dan hanya dengan bekerja-sama, bahu-membahu, saling dukung dan bantu, dampak buruk yang ada dapat diminimalkan.***

Sekemirung, 22 April 2020 / 2 Hari Jelang Ramadan 1441 H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun