Pembelajaran dapat muncul dari siapa saja, dan dari mana saja. Jalan keluar atas suatu keadaan yang sulit tak jarang dilakukan oleh orang-orang tak takut untuk mengorbanan waktu, tenaga, dan uangnya.
Hal itu seperti ditunjukkan oleh seorang guru di pelosok, ujung Pulau Madura.
*
Seorang guru bernama Avan Fathurrahman dengan kesadaran sendiri mendatangi rumah para siswanya satu persatu. Ia guru SD Negeri Batuputih Laok 3, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Sekolah tempat Avan mengajar berada di pelosok. Para orangtua siswa rata-rata bekerja sebagai petani, dengan kemampuan ekonomi terbatas. Para orangtua tidak memiliki ponsel pintar (smartphone) untuk melakukan proses belajar mengajar.
Ada orangtua yang mau membeli, ada yang mau pinjam, demi anak mereka. Namun, uang untuk membeli kuota tentu sangat membebani. Hal terakhir ini menjadi pertimbangan Avan untuk mengalah dengan mendatangi para siswa.
Melalui unggahan di akun Facebook-nya yang diunggah Kamis (16/4/2020) hingga Sabtu (18/4/2020) pagi, Avan Fathurrahman menceritakan pengalamannya mendatangi para siswa. Pandewi Covid-19 menjadi penyebab peroses belajar-mengajar terganggu.
*
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada pertengahan Maret 2020, menetapkan Covid-19 sebagai pandemi yang berdampak di banyak sektor di dunia, termasuk pendidikan. Terkait hal tersebut, pemerintah lewat Kemendikbud pun mengeluarkan empat kebijakan pendidikan di masa darurat Covid-19.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menjelaskan bahwa kebijakan dihasilkan tersebut setelah melalui sejumlah proses pertimbangan.
Merebaknya virus corona yang kemudian disebut Covid-19, sejak Januri 2020 meluas ke berbagai negara d 5 benua. Pada pertengahan Maret 2020 Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai pandemi yang mengganggu hampir semua sector kehidupan di dunia, tidak terkecuali dunia pendidikan.
Guna menghadapi masa darurat itu dikeluarkan beberapa kebijakan pendidikan, diantaranya proses belajar para siswa di rumah. Pembelajaran daring/jarak jauh tersebut dilaksanakan tanpa membebani siswa dalam hal menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.
Hal lain, fokus materi pendidikan pada kecakapan hidup, termasuk pengenalan serta antipasi penularan Covid-19. Adanya kesenjangan akses maupun fasilitas belajar di rumah diperhitungkan dalam aktivitas serta pemberian tugas pembelajaran.