Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

(Dongeng) Makan Siang Pak Har

24 Maret 2020   17:40 Diperbarui: 24 Maret 2020   17:50 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kami hanya ngobrol saja, Pak Har. Saya pamit dulu, ada hal penting sehingga saya harus buru-buru pergi. Maafkan kami. . . . .!" sahut burung kakaktua seraya melesat ke puncak pohon, dan terbang ke sarangnya di balik bukit utara.

Harimau yang biasa dipanggil Pak Har hanya geleng-geleng kepala. Meski sudah dibuat selembut mungkin, kata-kata dan suaranya tetap saja bernada ancaman. Mereka ketakutan.

Dengan penciumannya yang tajam, harimau membaui hewan yang dapat dimangsa. Kebetulan sejak kemarin ia belum mendapatkan santapan apapun. Maka dengan sangat bernafsu ia berlarian kesana-kemari. Ia harus memastikan dari mana arah angin yang akan membawanya pada hidangan makan siangnya.

"Hahaha, jangan sembunyi kamu, Kawan. Aku melihat bayanganmu. Ayo tampakkan dirimu biar urusanku lebih mudah. . . . .!" ucap Pak Har berbohong. Pada saat itu ia berdiri di atas gundukan daun-daun. Hidungnya mengendus mangsa yang makin tajam. Namun arah angin yang berubah-ubah membuatnya ragu kemana lagi ia harus mengejar.

Tentu saja Pipi si anak ular piton diam, kaku, tak bergerak-gerak. Sedikit saja ia bergerak maka harimau yang berada di atas punggungnya akan mengetahui di mana mangsanya berada.

*

Mengetahui kawannya dalam kesulitan, seekor monyet betina bernama Simona berusaha mengalihkan perhatian Pak Har harimau. Ia keluar dari persembunyiannya di pucuk pohon Matoa. Suaranya ribut mengajak teman-teman yang lain mengikutinya. Cepat ia merosot turun, lalu berayun-ayun dari batang ke dahan. Akhirnya melompat ke atas tanah.

Melihat kelakuan monyet, perhatian Pak Har terpengaruh. Tanpa pikir panjang ia segera melompat mengejar kerumunan monyet itu.

Monyet-monyet sangat waspada. Ketika jarak semakin dekat, mereka sigap berlompatan ke atas dahan. Dan terus naik ke atas, sehingga harimau tak mampu mengejar mereka.

"Awas kalian, ya. Kalian sengaja menggodaku. . .  .!" teriak Pak Har harimau mengancam. Namun para monyet sudah jauh. Simona sangat berterima kasih pada teman-temannya. Ia mengatakan ulahnya itu untuk membantu seekor anak ular piton yang bersembunyi di tumpukan dedaunan.

Merasa sudah sangat kelaparan harimau berniat mengejar kemana saja kawanan monyet itu pergi. Namun tanpa sengaja harimau melihat sesuatu di kejauhan. Ada yang bergerak-gerak berat untuk memanjat pohon. Beberapa kali hewan panjang dengan motif batik pada kulitnya itu terjatuh karena beban berat di perutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun