Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Spanduk di Masjid Raya Bandung Diturunkan, Polisi Redam Benih Konflik

21 Maret 2020   00:26 Diperbarui: 21 Maret 2020   14:36 1414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
spanduk protes penutupan kegiatan masjid raya bandung (pikiran-rakyat.com)

Seruan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo agar memakmurkan masjid dan salat berjemaah di tengah pandemi virus Corona (COVID-19) menuai kritik. Gatot diingatkan tentang Islam sebagai agama yang rasional.

Ajakan untuk memakmurkan masjid di tengah wabah virus Corona itu disampaikan Gatot lewat akun Instagram-nya @nurmantyo_gatot seperti dilihat detikcom, Rabu (18/3/2020). Gatot mulanya berbicara mengenai pandangan yang keliru dari sebagian orang Islam.

Menanggapi hal itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebut semangat keagamaan harus disertai pemahaman secara utuh.

"Jadi prinsipnya di dalam kehidupan beragama itu semangat keagamaan saja tidak cukup, semangat keagamaan harus disertai dengan pemahaman keagamaan secara utuh dan komprehensif," kata Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Niam Sholeh, di kantor BNPB, Jl Pramuka, Utan Kayu Utara, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (19/3/2020).

Dia mengatakan, dalam aturan hukum Islam, ada hukum yang seharusnya, tetapi ada juga hukum yang sesuai dengan kondisi faktual, atau yang biasa disebut 'azimah' dan 'rukhsah'. Dia mencontohkan syarat dalam salat fardhu.

*

Ada beberapa pihak lain yang berpendapat serupa Gatot Nurmantyo. Tetapi jauh lebih banyak yang besikap sebaliknya, yang dengan berbesar hati mengakui bahwa kecepatan dan keganasan virus Corona tidak boleh disepelekan. Bahkan ada yang meminta tindakan "Lockdown" seperti beberapa negara lain.

Jadi, jangankan bergandeng tangan dan bahu-membahu untuk memperkuat semangat dan perjuangan melawan Corona, ada saja pihak yang justru melemahkan.

Kurang informasi dan literasi menjadikan orang berpendapat tidak komprehensif. Kesannya jadi asal-asalan.

*

Virus Corna yang kemudian disebut sebagai Covid-19 memunculkan beberapa hal untuk dipertentangkan. Pendapat orang terbelah, sikap dan perilaku orang pun berbeda-beda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun