"Jamin. . . .!" ucap seorang perempuan begitu pintu kubuka. Bukan polisi, tapi Karin. Aku gugup, ternganga. Urusan apa lagi ini?
"Karin? Bagaimana kamu bisa menemukanku di sini?" tanyaku dengan nada heran. Ia hanya tersenyum kecil.
Ibu pemilik kontrakan berbaik hati menyediakan ruang tamu rumahnya agar kami bisa ngobrol leluasa. Aku duduk dan tak segera bisa berkata-kata. Karin menunduk, mungkin mencari-cari alasan kenapa harus menemuiku.
Aku berpikir keras untuk menentukan posisiku. Mungkin saja aku benci bapaknya, yang juga mantan Bosku, tapi tidak mungkin aku membenci Karin. Sudah cukup lama aku memperhatikannya, melayani, dan membantu apapun yang dimintanya di luar pekerjaanku sehari-hari sebagai karyawan perusahaan bapaknya. *** (Bersambung)
Sumber Gambar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H