Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menimbang Ulang Manfaat dan Mudarat Ganja

15 Februari 2020   23:52 Diperbarui: 16 Februari 2020   00:16 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tercatat jumlah penghuni lapas di Indonesia hingga pertengahan tahun lalu mencapai 256.273 orang. Karenanya Yasonna Laoly berharap persoalan narkoba dapat ditangani secara holistik, tidak hanya dari segi penegakan hukum.  Sumber 2

Di Aceh mungkin yang paling gampang dan menjanjikan bertanam ganja. Namun, budidaya tanaman itu saat ini ilegal. Masuk akal petani di sana berani bertaruh nyawa untuk menanam. Tiap tahun puluhan hektar tanaman ganja siap panen di Aceh ditemukan petugas untuk dimusnahkan.

Temuan ladang ganja antara 2 hingga 5 hektar. Pernah ada temuan ladang ganaman ganja mencapai 9,9 hektar. Tanaman ganja itu berjenis hybrid, umur pendek, tinggi tanaman sekitar 80 cm. Sedangkan jenis biasa tinggi 2 meter baru siap panen. Sumber 3

Produsen ganja terbesar di tanah air yaitu Provinsi Aceh. Dulu masyarakat di sana punya tradisi melahap makanan yang menggunakan biji ganja sebagai pelengkap bumbu, sebagai pengganti penyedap.

Kini biji ganja jarang digunakan seiring dengan ketatnya hukum negara terhadap peredaran ganja. Sumber 4

Manfaat, Mudarat

Dengan pengawasan sangat ketat sebenarnya tidak masalah ganja menjadi komoditas ekspor. Seperti dilontarkan seorang anggota DPR Komisi VI Rafly Kande dari Fraksi PKS yang mengusulkan agar ganja jadi komoditas ekspor.

Namun, mesti dipastikan dulu bahwa kita tidak menjual barang haram. Artinya, penggunaannya memang untuk kepentingan medis. Bukan untuk urusan lain yang dilarang agama.

Dengan kata lain, dinilai dulu baik-baik manfaat dan mudaratnya, mana lebih besar.  Perlu proses panjang dan hati-hati. Membandingkan menfaat untuk medis, lalu untuk budidaya (termasuk ekspor di dalamnya, menambah devisa, membuka lapangan pekerjaan baru, memakmurkan petani), dan yang terakhir  membuka  peluang penggunaannya untuk rekreasi.

Untuk sampai pada tahap terakhir, yaitu ganja sebagai bentuk rekreasi, maka terlebih dahulu perlu diperketat peredaran dan penggunaan rokok. Sebab kegunaan ganja yang paling sederhana, yaitu sebagai campuran tembakau. Mereka yang bukan perokok kecil kemungkinan untuk mengunakan, apalagi kecanduan,  ganja.

Sekali lagi, menimbang ulang manfaat dan mudarat ganja harus cermat. Perlu waktu panjang penuh kehati-hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun