Bukan hanya terkait KPK nama Dewas mencuat, tetapi juga dalam hal pencopotan Dirut TVRI Helmy Yahya. Dewas KPK memunculkan demo, sedang Dewas TVRI menghadirkan  pencopotan. Sengkarut pun ada jadinya.
Salah satu alasan pencopotan karena biaya besar yang harus dikeluarkan TVRI untuk bersiaran Liga Inggris, dan biaya itu tidak dilaporkan ke Dewas.
Padahal sementara itu, pemirsa siaran televisi mulai melirik dan bahkan memelototi siaran TVRI. Liga Inggris dan siaran bulutangkis terutama, menjadi salah dua acara yang ditunggu, dan sangat diminati.
Berbagai komentar mengenai bagaimana khalayak mengapresiasi kebijakan TVRI itu, dengan Helmy Yahya sebagai Dirut-nya, menandakan bahwa TVRI sudah selayaknya melakukan terobosan agar kembali ditonton. Dan agaknya seorang Helmy Yahya -lepas dari berbagai persoalan yang mengikutinya- kemudian, berhasil membuat terobosan.
Nah, sekarang penonton sudah terbiasa pada Sabtu dan Ahad malam/dini hari menikmati tayangan berkelas internasional tersebut. Tapi si pencetusnya harus berkorban, atau bahkan dikorbankan.
Dewas Pengawas TVRI tidak rela kewenangannya dilangkahi, atau diabaikan, meski nama TVRI kembali harum. Keputusannya, Helmy Yahya harus didepak. Plt-pun sudah ditetapkan.
*
Sebenarnya tidak penting benar apakah Helmy Yahya dipecat, atau tetap jadi Dirut TVRI. Tidak penting benar siapa penggantinya kemudian.
Juga tidak penting TVRI pakai Dewas atau tidak. Yang penting Liga Inggris dan siaran bulutangkis jangan hilang dari layar TVRI. Itu saja. Â Simple kok. Kalau memang serius ingin berorientasi ke publik, ya itulah maunya publik dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas hingga Pulau Rote.
Liga Inggris menggambarkan mengenai liga terpanas-termahal dan terheboh sejagat. Sedang mengenai bulutangkis tak lain soal nasionalisme yang sering terbangkitkan menyertai keseruan pertandingan, terlebih bila pebulutangkis Indonesia sedang berlaga. Lupa orang pada sekat-sekat perbedaan yang selama ini ramai digoreng oleh mereka yang suka berkonflik. Â
Ketika penonton mendukung fanatik pasangan ganda putera  "The Dadies" misalnya, mereka tidak akan bertanya agama, suku, ras, dan antar golongan Hendra Setiawan maupun Muhammad Ahsan. Juga ketika yang tampil andalan single Indonesia Jonathan Christie atau Anthony Sinisuka Ginting, pasangan ganda puteri Greysia Polii dan Apriyani Rahayu.