Saat itu entah bagaimana Pak Hamid menemukan Rusmina.
"Hei, Nak. Kamu di sini? Bukankah kamu dan emakmu yang tadi minta air untuk minum?"
Rusmina hanya mengangguk. Ia ketakutan, entah apa yang diinginkan bapak itu. Seperti kekhawatiran emaknya, Rusmina pun was-was, jangan-jangan bapak itu penjahat.
Pak Hamid tampak menelepon seseorang.Â
*
Ketika Rusmina ke luar dari persembunyiannya Yu Sawiji pun berada tak jauh dari situ. Dengan cepat ia mendekati Rusmina dan hendak mengajaknya pergi. Namun Pak Hamid mencegah.
"Nah. Ketemu lagi. Ayo, kupertemukan dengan orang yang tidak kalian sangka. Mereka belasan tahun mencarimu. . . . . . !" bujuk Pak Hamid kepada Yu Sawiji dengan suara rendah, seperti memohon.
Tetapi kecurigaan Yu Sawiji dan Rusmina semakin besar. Tanpa sepengetahuan Pak Hamid keduanya bertukar isyarat dengan gerak tubuh. Ketika Pak Hamid mempersilakan keduanya masuk ke dalam mobilnya, ada kesempatan sangat sempit untuk lari. Maka kedua cepat-cepat ambil langkah seribu. Â
"Lari Min, ayo lari. Jangan mau mengikti bujukannya. . . . ! Lari, Min. . . .!" teriak Yu SawijiÂ
Yu Sawiji menggandeng tangan Rusmina, keduanya hendak menyeberang jalan. Tangan mereka melambai-lambai, minta jalan untuk memotong jalan.
Tapi laju lalu linas tidak dapat diperintah dengan mendadak. Sebuah truk sarat muatan melintas tanpa sempat mengerem. Bus besar di belakangnya terkaget-kaget. Demikian pula beberapa sepeda motor. Kekacauan terjadi di jalan raya itu.