Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tiba-tiba Desember

30 Desember 2019   07:38 Diperbarui: 30 Desember 2019   07:33 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap pagi kuhitung selalu, jeda yang kutempuh dalam nyenyak tidur, sebelum kemudian Subuh membangunkan tubuh, juga ruh untuk kembali melayari rukuk dan sujud. Detik demi detik, kedip mata,  hembus nafas, dan bahkan degub jantung yang menanjak-menukik sejak dulu. Melangkah kaki menelusuri rintang waktu begitu jauh.

Hasilnya, absurd. Tak terhitung, dan tak terhingga, dan aku menyerah, hingga pagi berikutnya tak perlu berpayah menghitung, lalu menggantinya dengan rajin bersyukur. Seperti disuratkan, tak akan mampu kau hitung nikmatNya, jelas Pak Ustadz, karena itu apa yang mesti kau dustakan? Tidak, tentu saja tidak. Mana berani aku berbuat seonar itu?

Aku cuma heran, pagi ini, mengapa tiba-tiba Desember.  Kesalahan apa gerangan yang telah kulakukan hingga sedemikian laju hari demi hari memacu jarak usia menjadi kian sempit ini? Aku ragu bakal tiba juga akhirnya nanti pada tahun baru. Coba ikutlah sedikit memikirkan, apakah masih ada senggang tersisa sedangkan ketiba-tibaan begitu bengis melabrakku? 

Dan subuh ini melenggang lengang, dan mendung melanglang, dan raga ini harus terus berjaga di gigir liang untuk mana tahu tiba-tiba harus menyerah, dan terguling ke dalamnya. Tiba-tiba semua hal menjadi masa lalu, dan aku terpaku pada gugup, pada letih, pada ilalang yang terus meninggi menutupi gunduk tanah tanpa nisan di atasnya. ***

Sekemirung - Cibaduyut, 1 - 30 Des 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun