Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kenang dan Kunang-kunang

19 Oktober 2019   09:49 Diperbarui: 19 Oktober 2019   09:51 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kunang-kunang tinggal kenanggan/sumber: rochester.edu

Kenanganku dibawa kunang-kunang, dan aku tinggal sendiri pada sepanjang pematang hingga pagi. Seperti beku diseduh embun dengan asap kebakaran hutan di seberang pulau lupa pulang.

Kunang-kunangku menjejak mimpi, sosok jatuh melimbung, tumpang-tindih tak segera menepi. Serupa senyap meluruhkan pandang oleh hujan, janji akan segera sampai di sekujur perjalanan.

Bila pun pulang itu teduh rupa-rupa warna menandai mata, maka ke sanalah sesak rindu lekas beralih. Jalanan selalu menumpang rerimbun kenangan, darinya hidup terbaring hendak meredup.

Hari ini kucecapap gerimis di sela ranting, sedang langit merunduk digenangan riuh. Kunang-kunang saja menjadi mata pisau, membedah kenangan untuk menengok pada kedalaman gelap tak tersentuh.

Cibaduyut, 29 September -- 19 Oktober 2019

Simak tulisan sebelumnya:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun