Prediksi Kemenhub, Lebaran tahun 2019 ini jumlah penumpang kendaraan pribadi meningkat 9,48% (menjadi 28,74 juta orang). Dengan perincian, pengguna kendaraan pribadi jumlahnya 10,6 juta unit, pengguna sepeda motor  64,57% (6,85 juta unit),  sedangkan pengguna mobil penumpang 35,43% (3,76 juta unit). (Sumber)Â
Sebelum menjatuhkan pilihan sangat bijak bila melakukan perbandingan cermat, dan hati-hati. Para pengendara sepeda motor ternyata mempunyai pilihan lain yang lebih nyaman, yaitu menggunakan kapal laut. Nyaman di tubuh dan aman di dompet tentu saja, sebab gratis tis. . . . !
Demikian pengakuan beberapa penumpang kapal laut gratis. Mereka termasuk dalam ratusan peserta mudik gratis pengguna sepeda motor dengan kapal Ro-Ro yang diadakan Kementerian Perhubungan Tahun 2019.
Program Kemenhub ini dengan dua tujuan, yaitu Semarang dan Lampung.
Sebelumnya mereka rata-rata memanfaatkan program bus gratis Kemenhub (yang sama-sama gratis), tetapi keberangkatannya lebih lama dari hari H Lebaran. Perbedaan jadwal keberangkatan masih dapat mereka gunakan untuk bekerja (sehingga jumlah  hari libur/cuti tidak terlalu lama, bekal ke kampung pun lebih terkumpul). Rata-rata penumpang kapal laut/kapal Ro-ro gratis semula juga para pengguna sepeda motor. Dan kini mereka merasakan berbedaan besar dalam hal keamanan di jalan.
Untuk perjalanan dari Jakarta ke Semarang dan sekitarnya menggunakan moda transportasi darat, khususnya bus (sebelum ada tol) perlu waktu12 sampai 14 jam. Bila menggunakan waktu 12 sampai 14 jam juga tetapi lebih nyaman dan aman. Untuk perjalanan kapal laut Jakarta -- Lampung sekitar 8 jam.
Pemerintah berkomitmen memperbaiki sarana-prasarana perhubungan. Dan itu berarti kenyaman dan keamanan di perjalanan bagi pemudik menggunakan speda motor pun meningkat. Tetap kekhawatiran tetap besar.
Dari tiga pilihan modal transportasi agaknya kapal laut yang paling memadai dalam hal keamanan dan kenyamkanan. Di kapal semua penumpang berada di bawah naungan, selama perjalanan bisa dipakai untuk tidur-tiduran. Maklum sedang berpuasa, sehingga tidak perlu membatalkan puasa karena alasan haus dan lapar di jalan.
Demikian sekadar pendapat mengenai suka-duka suasana (perjalanan) mudik. Mudik menggunakan moda udara, laut dan darat (bus dan kereta api) sudah pernah penulis alami. Tetapi naik sepeda motor belum. Tahun 1980-an seorang kakak pernah mencoba sendirian mudik naik sepeda motor, Bandung -- Yogya pergi-pulang. Komentarnya pendek: "Seperti digebuki orang sekampung. . . .!"
Itu saja. Jangan mau dirundung duka, mudik harus suka. Terima kasih bila berkenan menyimak. *** 2 Juni 2019