"Beruntung belum pernah tabrakan dengan gadis cantik, ya? Giliran si gadis cantik yang terpental. . . . hehehe."
Bang Brengos tertawa saja. Karena bercanda dengan isteri yang membuatnya tidak ngantuk. Padahal dari tadi ia sudan ancang-ancang hendak tidur. Tadi malam kuan gtidur karena menulis, lalu ke masjid untuk ber-i'tikaf, tadarusan, dan berdzikir.
"Supaya tidak ngobol ke mana-mana, bacalah tulisan Abang di laptop. . . !" ucap Bang Brengos seraya beranjak ke sofa, untuk meneruskan tidur. "Biar Abang meneruskan tidur barang satu jam. . . . !"
Mak Jumilah mengangguk, dan menuju ruang kerja.
* Â Â
Rangkuman dari beberapa kultum (kuliah tujuh menit). Menuliskannya merupakan cara mudah menasihati diri sendiri:
Penyakit fisik tampak lebih nyata daripada penyakit hati. Orang cepat berobat bila tahu ada penyakit fisik/jasmani. Tapi tidak bila terkena penyakit hati. Banyak orang yang tidak menydari penyakit hati itu mereka sendiri. Mereka tidak sadar bahwa iri, dengki, benci dan dendam itu penyakit hati yang jauh lebih berbahaya daripada penyakit fisik.
Penyakit fisik dapat disembunyikan, dan diri sendiri yang tahu. Tetapi penyakit hati tidak. Penyakit hati itu menandai yang bersangkutan dekat dengan setan. Penyakit hati keberadaannya karena dosa dan perilaku lain yang tidak didasari oleh iman. Tanda-tanda orang yang berpenyakit hati yaitu selalu gelisah, banyak pikiran, dan mengeluh.
Untuk mengobati penyakit hati maka perlu mepertebal iman,Ada tiga cara konkrit yang dpaat dilakukan sebagai obat, yaitu banyak membaca kita suci Al Qur'an, perbaiki dan perbanyak salat (salat wajib tepat waktu, berjamaah di masjid, dan perbanyak salat sunah), serta perbanyak sedekah (sodaqoh).
Bersamaan dengan sembuhnya penyakit hati maka penyakit fisik pun terobati. Itu yang sering tidak kita sadari. Keadaan ini seperti dengan kesukaan orang mengejar harta-tahta-wanita. Sampai-sampai melupakan, dan bahkan mengabaikan akhirat. Padahal bila cara berpikirnya diubah, yaitu dengan mengutamakan mengejar akhirat maka dunia pun akan terkejar pula.
Dunia ini hitungannya sangat kecil dan tak seberapa. Sebagai pembanding, sebanyak apapun yang kita dapat -bahkan dunia dengan semua isinya- tidak cukup nilainya untuk menebus akhirat. Karena itu jangan salah memilih, jangan salah mengejar, jangan mencari nilai-nilai semu yang tak berharga. Kejarlah akhirat, karrna itu jelas lebih berharga.