Bahkan dengan niat kuat orang-orang yang berpuasa tidak merasa lapar: karena tidak memikirkan makan-minum dari mulai mendapatkannya  pilihan makanan, tempat dan waktu makan (berbelanja ke pasar, memasak sendiri, atau makan di restoran), hingga apa yang kemudian dirasakan setelah makan (kekenyangan, kepedasan, gigi sakit, perut mules, dst.).
*
Hadits yang menyebutkan agar kita berbuka puasa dengan yang manis, memang tidak ada. Apalagi berbuka dengan manisan semacam kolak pisang, biji salak, es buah, dan seterusnya. Walaupun secara hukum tentu tidak dilarang dan tidak jadi haram juga.
Kalaupun berbuka puasa dengan yang manis, kita kembalikan pada ketentuan makan dan minum yang hukum asalnya adalah mubah (boleh sampai ada ketentuan lain yang menyebabkan munculnya hukum baru yang mengharamkan atau men-syubat-kannya).
Karena keasyikan menafsir-nafsirkan mengenai makanan/minuman yang manis, kerap kita melupakan hal-hal yang harus dihindari pada waktu berbuka. Â
Rini Kristijanti, Kepala Instalasi Gizi RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang menjelaskan: "Lebih baik dibuka dengan makan atau minum manis, seperti kurma, kolak, teh manis atau es buah. Namun, jangan langsung makan".
Siapa juga orangnya yang belum salat Maghrib langsung makan (nasi). Tapi ada juga orang yang punya kebiasaan seperti itu. Mungkin merasa terlalu lapar sehingga begitu adzan terdengar langsung saja angkat piring dan penuh semangat mencicipi apa saja yang ada di atas meja makan. Kebiasaan seperti kurang baik karena meningkatkan gula darah.
Cara ini bagi lelaki menjadi penyebab ketinggalan salat berjamaah di masjid. Kalau pun masih sempat sering tersiksa sendiri karen kekenyangan sehingga sulit untuk rukuk dengan benar, menjadi malas dan ngantuk.
Rini mengingatkan pantangan saat berbuka.  "Sebaiknya dihindari langsung minum kopi. Soalnya kan berbuka langsung kopi takutnya kena lambung soalnya perut kosong." Dijelaskan, kopi membuat lambung terasa penuh, danmenjdi penyebab  seseorang malas makan. "Apalagi yang kena maag, bisa maag-nya meningkat."
*
Nah, kembali ke judul. Berbuka dengan yang manis, bukan hadits. Ungkapan itu hanya slogan iklan yang dikait-kaitkan dengan kebiasaan muslim/muslimah yang bersikap "jor-joran" dalam urusan makan\/minum untuk berbuka puasa.