Saya mau menulis apa, ini benar-benar bvukan dunia saya. Tapi tantangan memang harus dijawab, dan akhirnya menulis juga. Membicara dulu beberapa tulis yang sudah diposting.lalu mengambil manfaat dari sana-sini untuk mulai menulis. Itu pun kwatu tinggal 50 menit lagi. tidak sampai satu jam jelang tengah malam.
Ini sebuah perjuangan yang bukan hanya mustahil, tapi agak sembrono. Bahkan sampai Maghrib tadi saya tidak tahu topic misteri hari ini apa? Hanya hanya punya facebook, dan saya cari di fb Kompasiana tak juga ketemu. Akhirnya ya sudah, ikut saja dengan beberap tulisan yang saya tengok kabel di bawah sana, yaitu kisah untuk Ramadan dan generasi simpel.
Kisah Ramadan selain Ibadan dan muamalah, diantaranya salat wajib dan sunahnya, terutama salat tarawih berjamaah di masjid, tadarus Al Qur'an, dan mengikuti tolabul ilmu sebelum salat tarawih dan sesudah salat Subuh berjamaah. Sedangkan muamalahnya banyak sekali yang dapat dilakukan, diantaranya memperbanyak memberikan infak dan sedekah, menjalin silturahim dengan sanak-saudara maupun handai-tolan, menyantuni fakir-miskin, dan lainnya.
Aneka kegiatan itu jelas rutin saja tiap tahun. Lalu di mana kegiatan yang harus memanfaatkan transaksi non tunai?
Saat ini antar keluarga sudah banyak yang berada antar kota, bukan di kota yang sama. Terlebih jika sudah terpisah lama, masing-masing punya pekerjaan dan pasangan hidup dengan asal-usul yang berbeda pula. Maka diperlukan transportasi jarak jauh, buka hanya moda darat, tetapi mungkin sja laut dan udara. Di sana perlu transaksi yang simple, efisien, dan tidak ribet.
Simple dan tidak ribet sebab makin banyak saja urusan seseorang. Saya punya seorang anak yang memilih dunianya sebagai desainer interior. Pekerjaannya sebagian besar aa di dalam genggaman smartphonenya. Tentu saja ia punya tidak hanya satu. Mungkin itu persoalan baterai, kuota, efisien, dana lainnya. Tapi dengan alat komunikasi itu ia menghandel sekaligus tiga atau empat pekerjaan di kota yang berbeda.
Awal minggu ia ke Makassar untuk memulai pekerjaan baru. dua minggu ia baru menyelesaikan pekerjaan di Medan. Sementara itu pekerjaan di Bandung, dan Jakarta Timur terus berjalan. Ponsel miliknya hampir tidak pernah beristirahat.
Jika di rumah beristirahat itu berarti sedang mempersiapkan diri untuk menggambar. Dan bersamaan itu komunikasi dengan pekerja lapangan jalan terus. Transaksi dilakukannya dengan bank, toko grosir bahan bangunan, dengan pemilik usaha, dan adiknya yang membantu sebagai asisten untuk berbagai urusan yang tidak bisa dikerjakannya sendiri. transaksi sudah dilakukan tinggal memilih dan mengambil barang serta membawa ke lokasi proyek.
Untuk barang-barang dengan nilai besar sebagian sudah menggunakan transaksi kartu debit, namun selebihnya masih menggunakan ATM dan uang tunai. Tentu ada proses yang tidak pendek untuk mengubah kebiasaan penggunaan kartu debit. Warga masyarakat, para pelaku ekonomi, bila mengetahui berbagai keuntungan dengan menggunakan cara transaksi non tunai tersebut lambat laun pasti akan berpindah kebiasaan.
Seperti namanya, transaksi non tunai berarti membayar barang atau layanan tanpa uang. Manusia modern mau tidak mau harus beradaptasi dengan sistem pembayaran non tunai ini.
Maka alangkah baik sosialisasi ke arah sana terus dilakukan, dan makin digalakkan. Biarlah orang-orang tua seperti saya --yang aktivitas ekonominya memang sangat terbatas- tinggal meminta bantuan pada anak-mantu dan cucu untuk urusan transaksi demikian.
* Â
Saya baru sadar bahwa kota-kota besar di dunia, dan beberpa di negeri ini sudah banyak menggunakan cara pembayawan yang cashless, dan bersamaan dengan itu terbentukanya cashless society. Ini luar bias asekali. Perkembanganpesat negeri ini untuk ikut dalam kemajuan ekonomi dan teknologi dunia.
Terkait dengan hal tersebut Pemerintah pun mengeluarkan kebijakan "Gerakan Nasional Non Tunai" atau GNNT, strateginya berupa (1) pembentukan kawasan non tunai di lingkungan kampus, (2) Instrumen Pembayaran Non Tunai untuk Layanan Keuangan Pemerintah, dan (3) Penyaluran Bantuan Sosial Pemerintah.
Penggunaan transaksi non tunai ini, diantaranya penggunaan kartu ATM, kartu kredit, e-money, internet banking, mobile  banking. Seperti namanya, pembayaran non tunai berarti membayar barang atau layanan tanpa uang. Manusia modern mau tidak mau harus beradaptasi dengan sistem pembayaran non tunai ini.
*
Saya tidak dapat menulis banyak, karena penguasaan saya pada soal ini pun sangat terbatas, bahkankuang. Saya hanya sesekali melihat orang lain --dalam hal ini anak sendiri-melakukan transaksi non tunai.
Mudah-mudah ke depan segala kemudahan itu menjadikan kita makin maju dan makmur, tetapi bersamaan dengan itu akhlak mulia untuk semua urusan harus tetap dikedepankan. *** 15 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H