1/
Sebatang lilin menggantikan gelap
yang tak sepenuhnya terang. Ada nyala memang
tapi cahayanya mengigil kedinginan
dibungkus gelap yang membekukan.
Senter menjadi alat bantu awal
selebihnya terserah lilin.
Yang meleleh serupa genang di pelupuk
menjadikan mata berubah terang.
2/
Ruangan yang menggigil
seiring goyangan nyala ditiup angin
dari embusan nafas
yang tertekan dikerubuti sunyi, malam.
Lampu padam, hidup sempit.
Hanya dzikir, dan lantunan sholawat menghidupkan
nyala api, saatku menulis dalam gelap
di dalam hati.
Cibaduyut, 21 Januari 2019
Simak juga puisi sebelumnya:
* puisi-bahagia-itu-sederhanaI
**Â puisi-penculik
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!