Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Sahur Gaya dan Sahur Terpaksa

4 Juni 2018   23:44 Diperbarui: 4 Juni 2018   23:48 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Macet di Brexit jelang Lebaran 2016 / theguardian.com

Begitulah, setelah sahur maka tidak ada alasan batal apapun alasannya. Kalau memang tidak kuat berjalan siang hari dalam kondisi berpuasa, terlebih untuk mereka yang menggunakan kendaraan roda dua, sebaiknya menunda pulang kempung pada atau setelah Lebaran saja. Hari demi hari pada bula Ramadan terlalu berharga  untuk dilewatkan begitu saja karena keutamaannya.

Nah, begitu saja sekadar cerita lama mengenai 'sahur gaya dan sahur terpaksa'. Mudah-mudahan bermanfaat.***4/6/2018

  Gambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun